Gazprom Tolak Bayarkan Dividen pada Pemerintah Rusia, Pertama Kalinya Sejak 1998
Tindakan tersebut merupakan kali pertama yang dilakukan Gazprom sejak tahun 1998, setelah sebelumnya perusahaan minyak dan gas ini selalu membayar
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Sebelum Rusia resmi memutus kontrak ekspornya, Gasterra telah lebih dulu memberikan pengumuman pada Gazprom, bahwa pihaknya akan berhenti melakukan pembelian gas dengan rubel, hal ini dimaksudkan sebagai bentuk dukungan Belanda terhadap sanksi Barat.
“GasTerra telah berulang kali mendesak Gazprom untuk menghormati struktur pembayaran dan kewajiban pengiriman yang disepakati secara kontrak, sayangnya tidak berhasil, “kata Jetten.
Dengan adanya penghentian ekspor ini menambah panjang daftar negara-negara Eropa yang terkena sanksi Putin. Dimana sebelumnya Gazprom telah memutus ekspor gas ke Bulgaria, Polandia, Finlandia dan Denmark lantaran keempat negara tersebut menolak untuk mematuhi aturan baru Putin.
Gazprom Hentikan Pasokan Gas ke Bulgaria
Raksasa energi Rusia Gazprom mengumumkan mulai hari ini Rabu (27/4/2022), mereka akan menghentikan pasokan gas ke perusahaan gas negara Bulgaria, Bulgargaz.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Energi Bulgaria mengatakan pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk menemukan alternatif pasokan gas alam dan mengatasi kekurangan pasokan gas di negaranya. Bulgaria merupakan salah satu negara Eropa yang bergantung pada impor gas Rusia.
Baca juga: Wakil PM Rusia: Klien Asing Gazprom Export Buka Rekening Bank Rubel untuk Bayar Gas Rusia
Bulgaria dan Polandia akan menjadi negara pertama yang pasokan gasnya diputus oleh Rusia, sejak Negara Beruang Merah ini menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.
Presiden Rusia, Vladimir Putin sebelumnya telah mendesak agar negara-negara yang ia sebut “tidak bersahabat”, agar setuju menerapkan skema untuk membuka rekening di Gazprombank dan melakukan pembayaran impor gas Rusia dalam rubel.
Putin mengancam akan memotong pasokan gas, jika permintaannya tidak dipenuhi.
Dikutip dari situs Reuters.com, Bulgaria mengimpor lebih dari 90 persen gas dari Rusia melalui pipa TrukStream, di bawah kontrak 10 tahun yang akan berakhir pada akhir tahun ini.
Bulgaria mengatakan, mereka tidak akan mengadakan pembicaraan untuk memperbarui kontrak tersebut, selama invasi masih berlangsung.
Kementerian energi Bulgaria juga mengatakan, mereka telah sepenuhnya memenuhi kewajiban yang ada di dalam kontrak dan telah melakukan semua pembayaran yang diperlukan.
Baca juga: Jerman Ambil Alih Gazprom Germania untuk Memastikan Pasokan Energi
Bulgaria menganggap skema pembayaran gas Rusia menggunakan rubel merupakan bentuk pelanggaran dari kontrak tersebut.
“Prosedur pembayaran dua tahap baru yang diusulkan oleh Rusia tidak sejalan dengan kontrak yang ada dan menimbulkan risiko signifikan bagi Bulgaria, termasuk melakukan pembayaran tanpa menerima pasokan gas dari pihak Rusia,” kata kementerian itu.