Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korea Utara Salahkan Benda Asing sebagai Penyebab Wabah Covid-19

Korea Utara mengklaim wabah Covid-19 pertama di negara itu disebabkan oleh seseorang yang menyentuh "benda asing" di dekat perbatasan dengan Korsel.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Korea Utara Salahkan Benda Asing sebagai Penyebab Wabah Covid-19
AFP/STR
Gambar ini diambil pada 15 Mei 2022 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 16 Mei menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) memeriksa apotek di Pyongyang. - Korea Utara mengklaim wabah Covid-19 berasal dari benda asing di dekat perbatasan. (Photo by KCNA VIA KNS / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara mengklaim wabah Covid-19 pertama di negara itu disebabkan oleh pasien yang menyentuh "benda asing" di dekat perbatasan dengan Korea Selatan.

Korea Utara tampaknya menyalahkan negara tetangganya, Korea Selatan, atas gelombang infeksi yang melanda negara terpencil itu.

Pyongyang mengumumkan hasil penyelidikan dan memerintahkan rakyatnya untuk waspada terhadap benda asing.

"(Rakyat) perlu waspada menangani hal-hal asing yang datang oleh angin dan fenomena iklim lainnya serta balon di daerah-daerah di sepanjang garis demarkasi dan perbatasan," bunyi pengumuman itu.

Menurut media pemerintah KCNA, seorang tentara berusia 18 tahun dan seorang anak TK berusia lima tahun yang menyentuh benda tak dikenal "di sebuah bukit di sekitar barak dan tempat tinggal" di wilayah timur Kumgang pada awal April menunjukkan gejala dan kemudian dinyatakan positif virus corona.

Baca juga: Pemimpin AS, Korea Selatan, dan Jepang Sepakat Pererat Hubungan untuk Atasi Acaman Korea Utara

"Hasil investigasi menunjukkan bahwa beberapa orang yang datang dari daerah Ipho-ri di Kabupaten Kumgang Provinsi Kangwon ke ibu kota pada pertengahan April mengalami demam dan peningkatan tajam kasus demam disaksikan di antara kontak mereka," kata media pemerintah, seperti dikutip dari The Star.

KCNA mengatakan semua kasus demam lainnya yang dilaporkan di negara itu hingga pertengahan April disebabkan oleh penyakit lain.

Berita Rekomendasi

Para pembelot dan aktivis Korea Utara di Korea Selatan selama beberapa dekade menerbangkan balon yang membawa selebaran dan bantuan kemanusiaan melintasi perbatasan yang dijaga ketat.

Foto yang dirilis Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 6 April 2021 menunjukkan karyawan Pabrik Air Mineral Daesongsan di Pyongyang mendisinfeksi fasilitas tersebut sebagai tindakan karantina terhadap infeksi virus corona baru.
Foto yang dirilis Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 6 April 2021 menunjukkan karyawan Pabrik Air Mineral Daesongsan di Pyongyang mendisinfeksi fasilitas tersebut sebagai tindakan karantina terhadap infeksi virus corona baru. (KCNA VIA KNS / AFP)

Pemerintah mantan Presiden Moon Jae-in melarang kampanye pada tahun 2020, dengan alasan masalah keamanan penduduk di perbatasan.

Tetapi para aktivis menyebut larangan itu sebagai upaya untuk menutupi Pyongyang dan membungkam kritik di tengah upaya untuk meningkatkan hubungan lintas batas.

Korea Utara telah memerangi wabah pertama infeksi Covid-19, menyatakan keadaan darurat pada Mei setelah bertahun-tahun memberlakukan pembatasan ketat untuk mencegah virus memasuki negara itu.

Baca juga: WHO Prediksi Akan Terjadi Peningkatan Penularan Covid-19 Musim Panas Ini

Baca juga: Kasus Baru Covid-19 Naik 18 Persen Hampir di Seluruh Dunia, Sebagian Besar Dipicu Subvarian Omicron

Pada Juli 2020, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan penguncian tiga minggu di kota Kaesong, dekat perbatasan antar-Korea, setelah seorang pria yang membelot ke Selatan pada 2017 kembali ke kota itu dengan menunjukkan gejala Covid-19.

Korea Utara telah mengklaim gelombang Covid-19 telah menunjukkan tanda-tanda mereda, meskipun para ahli menduga pelaporan yang kurang dalam angka-angka yang dirilis melalui media yang dikendalikan pemerintah.

Korea Utara melaporkan 4.570 lebih banyak orang dengan gejala demam pada hari Jumat, dengan jumlah total pasien demam yang tercatat sejak akhir April mencapai 4,74 juta.

Pyongyang setiap hari mengumumkan jumlah pasien demam tanpa menyebutkan mereka sebagai pasien Covid-19, tampaknya karena kurangnya alat tes.

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel lain terkait Covid-19

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas