Blinken Tidak Berencana Bicara dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov di Pertemuan FMM G20 Bali
Tidak ada rencana pembicaraan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di sela-sela FMM G20 di Bali.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, tidak berencana melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia di sela-sela Foreign Minister Meeting (FMM) atau Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali, Indonesia.
Kedutaan Besar AS di Jakarta mengumumkan, Antony Blinken dijadwalkan berkunjung ke Bali, Indonesia dan Bangkok, Thailand, pada 6-11 Juli 2022.
Pertama-tama, Blinken akan bertolak ke Bali untuk menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G20.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengungkapkan bahwa tidak ada rencana pembicaraan antara Blinken dan Lavrov nanti.
"Saya tentu tidak mengharapkan pertemuan antara Menlu Blinken dan Menteri Luar Negeri Lavrov," katanya kepada pers, lapor TASS.
Price tidak merinci agenda Blinken selama FMM G20.
Baca juga: Dari Indonesia, Menlu AS Blinken Dijadwalkan ke Thailand Bertemu Prayut Chan-o-cha
Namun diplomat top AS itu disebut akan mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Para menteri luar negeri G20 akan berkumpul di Bali pada 7-8 Juli 2022 mendatang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, sebelumnya mengonfirmasi bahwa Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dipastikan akan hadir.
Dilaporkan Tribunnews, tidak hanya pertemuan terkait G20, Menlu AS Antony Blinken dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Blinken juga akan bertemu dengan Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat China (RRC), Wang Yi.
Kemudian, mantan Wamenlu ini akan melanjutkan kunjungan ke Bangkok, Thailand.
Tekan Rusia dan China
Dalam kunjungannya ke Asia pada minggu ini, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, akan meminta negara-negara G20 untuk menekan Rusia agar mendukung upaya PBB untuk membuka kembali jalur laut yang diblokir oleh konflik Ukraina.
Blinken akan bertolak ke Asia pada Rabu, untuk menghadiri Foreign Minister Meeting (FMM) atau Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali, Indonesia.
Di forum ini, perwakilan AS dan Rusia akan bertemu.
Dilansir Reuters, analis memperkirakan ini akan menjadi pertemuan kontroversial, karena AS dan sekutu menyalahkan Moskow atas krisis pangan global akibat invasi Ukraina.
Sementara Rusia, yang juga pengekspor utama biji-bijian selain Ukraina, menyalahkan sanksi AS atas krisis tersebut.
Ramin Toloui, asisten menteri luar negeri untuk urusan ekonomi dan bisnis, mengatakan kepada wartawan bahwa Blinken akan meningkatkan keamanan energi dan inisiatif PBB untuk mencoba mengembalikan bahan makanan dan pupuk Ukraina dan Rusia ke pasar global.
"Negara-negara G20 harus meminta pertanggungjawaban Rusia dan bersikeras mendukung upaya PBB yang sedang berlangsung untuk membuka kembali jalur laut untuk pengiriman gandum," katanya.
"Entah itu terjadi di tingkat G20, atau di tingkat masing-masing negara G20, itu poin penting yang akan disampaikan Blinken," katanya.
Baca juga: Asian African Youth Government Soroti Dampak Konflik Rusia-Ukraina Terhadap Ekonomi Asia Afrika
Menlu AS ini juga disebut akan kembali memperingatkan China untuk tidak mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
China hingga kini menolak mengutuk tindakan Rusia dan mengkritik sanksi Barat secara blak-blakan.
Para pejabat AS telah memperingatkan konsekuensi, termasuk sanksi, jika China menawarkan dukungan material terkait perang Rusia.
Sesaat sebelum invasi Rusia ke Ukraina, Beijing dan Moskow mengumumkan kemitraan "tanpa batas".
Namun pejabat AS sendiri mengaku belum melihat China menghindari sanksi Barat terhadap Moskow atau memberikan peralatan militer ke Rusia.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani, Larasati Dyah Utami)