Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puluhan Ribu Warga Mariupol Terpaksa Minum Air Hujan sejak Kota Pelabuhan Ini Diduduki Rusia

Sejak Mariupol diduduki pasukan Rusia, puluhan ribu warganya hanya mengandalkan air hujan untuk kebutuhan minum.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Puluhan Ribu Warga Mariupol Terpaksa Minum Air Hujan sejak Kota Pelabuhan Ini Diduduki Rusia
via KyivPost/UkraNews
Warga Mariupol mengumpulkan air hujan untuk kebutuhan minum mereka. 

TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, membeberkan nasib warga Mariupol setelah kota pelabuhan itu diduduki pasukan Rusia.

Hamianin mengungkapkan puluhan ribu warga Mariupol yang tersisa kini hidup dalam kesengsaraan.

Mereka hanya mengandalkan air hujan untuk kebutuhan minum karena akses air terputus akibat perang.

Tak hanya itu, mereka juga hidup tanpa listrik dan persediaan makanan yang menipis.

"Wilayah ini (Mariupol) adalah bencana. (Sebanyak) 10.000-50.000 warga masih di dalam kota yang dihancurkan, dan orang-orang tidak diberi pasokan, dukungan, atau bantuan apa pun oleh tentara pendudukan Rusia."

"Tidak ada listrik, air, atau persediaan makanan. Mayoritas orang minum dari air yang mereka kumpulkan dari hujan, atau di suatu tempat seperti air teknis dari sistem pemanas sentral," tutur Hamianin dalam konferensi pers virtual, Selasa (5/7/2022), dilansir Kompas.com.

Baca juga: Pengamat: Kemajuan Rusia Sangat Lambat dalam Perang Ukraina, Terus Menghabiskan Senjata

Sementara itu, warga lokal Mariupol, Vladimir Korchma (55), mengungkapkan situasi di kotanya saat ini lebih buruk daripada neraka.

BERITA TERKAIT

Ia mengatakan warga Mariupol tak memiliki akses gas atau listrik.

Hanya orang-orang yang beruntung yang masih memiliki air.

“Itu lebih buruk daripada neraka di sana. Tidak ada kata-kata untuk menggambarkannya,” ujar Korchma yang seumur hidupnya tinggal di Mariupol dan bekerja sebagai masinis di sebuah pabrik lokal, dikutip dari The Guardian.

“Kami tidak punya gas atau listrik. Hanya mereka yang beruntung yang memiliki air,” imbuhnya.

Melihat situasi kotanya yang semakin memburuk, Korchma memutuskan pergi pada akhir Mei 2022, bertepatan dengan klaim Rusia yang mengatakan telah mengambilalih Mariupol.

Hanya Lima Persen Warga Mariupol yang Punya Akses Air

Pemandangan kota Mariupol pada 2 Juni 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
 (Photo by STRINGER / AFP)
Pemandangan kota Mariupol pada 2 Juni 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. (Photo by STRINGER / AFP) (AFP/STRINGER)

Penasihat Wali Kota Mariupol, Petro Andryushchenko, mengatakan air minum tetap menjadi masalah nomor satu di kotanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas