Klaim Siapkan Satu Juta Tentara, Ukraina Siap Serang Balik Rusia di Donbass
Presiden Ukraina Volodymir Zelensky memerintahkan serangan balik ke militernya merebut wilayah Donbass yang kini dikuasai Rusia.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberi wilayah Donetsk dan Lugansk status khusus di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
Sejalan dengan perkembangan baru rencana serangan balik Ukraina, Kiev mendesak warganya untuk meninggalkan wilayah selatan negara itu, yang sekarang berada di bawah kendali tentara Rusia.
Seruan disampaikan Wakil Perdana Menteri Irina Vereshchuk pada Minggu.
Menurut Vereshchuk, angkatan bersenjata Ukraina akan melancarkan serangan balasan dalam waktu dekat.
“Saya tidak tahu dalam jumlah berapa ini akan terjadi, tetapi saya tahu pasti bahwa seharusnya (di kota-kota yang diduga medan tempur) tidak boleh ada perempuan dan anak-anak,” katanya.
Menurutnya, akan ada permusuhan aktif, termasuk penembakan, jadi kami mendesak warga kami untuk segera mengungsi.(Tribunnews.com/RT/xna)