Kontroversi Adolf Hitler, Diktator Nazi Jerman Anti Yahudi yang Dirikan Kamp Pemusnahan Massal
Kontroversi Adolf Hitler, Diktator Nazi Jerman Anti Yahudi yang mendirikan Kamp Pemusnahan massal selama pemerintahannya, yaitu Auschwitz I,II,III.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Sesuai kurikulum Nazi, pada tahun 1938 anak-anak Yahudi dilarang bersekolah, guru dengan pandangan politik yang bersaing disingkirkan, dan perempuan didorong untuk mulai menghasilkan anak daripada mengajar mereka.
Nazi mempersiapkan anak-anak sekolah dengan memperbanyak pendidikan jasmani, yang bertujuan agar mereka siap bertarung dan berkembang biak dengan lebih baik.
Hitler juga mewajibkan anak-anak sekolah untuk membaca Mein Kampf, buku karya Hitler yang berisi pemikirannya.
2. Kamp Pemusnahan
Adolf Hitler secara tidak langsung memerintahkan militer Jerman untuk membangun Kamp Pemusnahan yang digunakan untuk mengeksekusi mati tahanan Nazi, terutama orang Yahudi.
Kamp pemusnahan paling besar yang dioperasikan Nazi Jerman adalah Auschwitz-Birkenau, dikutip dari laman Auschwitz.
Auschwitz-Birkenau terdiri dari tiga kamp utama dan beberapa sub camp.
Dalam kamp pemusnahan ini terdapat sejumlah kamar gas dan krematorium (tungku pembakaran mayat) untuk mengeksesuki para tahanan.
Baca juga: Cara Adolf Hitler Bunuh Diri, Tak Ingin Tubuhnya Bernasib Seperti Mussolini
3. Pandangan Anti Yahudi
Menurut buku Lenin, Stalin, and Hitler: The Age of Social Catastrophe karya sejarawan Robert Gellately, Adolf Hitler terkenal dengan padangan anti semit atau anti Yahudi.
Ia menyalahkan orang Yahudi sebagai penyebab kekalahan Jerman pada Perang Dunia I dan hasil Perjanjian Versailess yang ia anggap merugikan Jerman.
Hitler menganggap orang-orang Yahudi adalah pembuat kekacauan di Jerman.
Selama sisa hidupnya, Hitler berusaha untuk membalikkan perdamaian yang telah mempermalukan Jerman.
Meski ada banyak spekulasi tentang kapan Hitler menjadi anti-Semit, sebelum 1919 tak ada bukti yang dapat diandalkan tentang kebencian dan sikap bermusuhannya terhadap orang Yahudi pada tahun-tahun berikutnya.