Dmitri Medvedev : Jika Ukraina Serang Krimea, Kiamat Itu Akan Tiba
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitri Medvedev memperingatkan Ukraina akan menerima hukuman tidak bisa dipulihkan jika nekat menyerang Krimea.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberi wilayah Donetsk dan Lugansk status khusus di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan. Moskow melancarkan operasi militernya di Ukraina lebih dari empat bulan lalu.
Awal bulan ini, Alexey Arestovich, penasihat utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan militer Ukraina akan menargetkan Jembatan Krimea.
Para pejabat Amerika sebelumnya mengklaim rekan-rekan Ukraina mereka telah berjanji senjata buatan AS tidak akan digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)