Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dmitri Medvedev : Jika Ukraina Serang Krimea, Kiamat Itu Akan Tiba

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitri Medvedev memperingatkan Ukraina akan menerima hukuman tidak bisa dipulihkan jika nekat menyerang Krimea.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Dmitri Medvedev : Jika Ukraina Serang Krimea, Kiamat Itu Akan Tiba
AFP/Alexander NEMENOVA
Sebuah kendaraan melewati jembatan Crimean Road And Rail sepanjang 19 km di atas Selat Kerch yang menghubungkan Rusia Selatan dengan Semenanjung Krimea, Selasa, 15 Mei 2018. Jembatan itu jadi target utama penghancuran oleh Ukraina. 

“Ini, pertama-tama, sekelompok perangkat keras militer, amunisi, dan bahan-bahan yang terkonsentrasi di Krimea, dan kemudian dikirim untuk memasok pasukan pendudukan Rusia,” kata Skibitskiy.

Kiev juga berusaha menyerang kapal perang Armada Laut Hitam Rusia, yang ditempatkan di Krimea, lanjut Skibitskiy.

Kapal perang digunakan untuk meluncurkan rudal jelajah dan oleh karena itu di antara target yang harus diserang untuk memastikan keselamatan warga, instalasi kami dan Ukraina pada umumnya.

Ancaman itu datang sehari setelah Menteri Pertahanan Ukraina Alexey Reznikov mengumumkan Kiev telah menerima sistem MLRS M270 pertamanya.

Pejabat itu tidak merinci apakah sistem telah dikerahkan di medan perang, atau dari mana tepatnya mereka tiba.

Sebelumnya, London telah berjanji untuk memasok setidaknya tiga sistem dari jenis tersebut. M142 dan M270 secara efektif adalah dua varian dari sistem yang sama.

Tracked M270 tidak memiliki mobilitas seperti HIMARS berbasis truk, namun membawa dua kali tabung peluncuran 277mm – 12 berbanding enam.

BERITA REKOMENDASI

Sistem tersebut tidak memiliki jangkauan yang diperlukan untuk langsung menyerang Semenanjung Krimea Rusia.

Sistem tersebut, bagaimanapun, dapat dilengkapi dengan modul Army Tactical Missile System (ATACMS) untuk meluncurkan rudal yang lebih berat, dengan jangkauan hingga 300 kilometer (186 mil).

Sementara Kiev berusaha mendapatkan amunisi jarak jauh seperti itu, Washington tampaknya enggan mengirimkannya karena khawatir akan digunakan untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia.

Serangan itu berarti akan semakin meningkatkan konflik yang sedang berlangsung. Krimea, menjadi kasus khusus, mengingat Washington maupun Kiev tidak mengakuinya sebagai bagian integral dari Rusia.

Krimea memilih untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia pada Maret 2014, menyusul kudeta Maidan yang didukung AS di Kiev.


Target utama Kiev kemungkinan jembatan Kerch yang menghubungkan semenanjung itu dengan daratan Rusia.

Ide penghancuran jembatan itu telah berulang kali dilontarkan elite Ukraina meskipun faktanya Moskow kini telah merebut bagian tenggara Ukraina, dan membangun koneksi darat ke Krimea.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas