Analis Nilai Uni Eropa Kini Berhati-hati Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Rusia
Analis menilai Uni Eropa kini lebih hati-hati dalam menjatuhkan sanksi baru untuk Rusia. Pasalnya UE sendiri dirugikan dari sanksi yang dikenakannya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Uni Eropa dinilai lebih berhati-hati untuk membuat sanksi baru untuk Rusia terkait serangannya ke Ukraina.
Ketua Dewan Pengembangan dan Dukungan Yayasan Valdai International Discussion Club Andrey Bystritsky mengatakan kepada TASS pada Senin (18/7/2022) bahwa Uni Eropa (UE) dirugikan dari sanksi yang dikenakannya pada Rusia.
"Kebijakan sanksi merugikan Uni Eropa, dan mereka sudah mengakuinya," katanya.
Pernyataan tersebut dilontarkan Bystritsky ketika diminta untuk mengomentari rencana Uni Eropa untuk paket sanksi ketujuh terhadap Rusia.
"Tentu saja, mereka menjadi sedikit lebih berhati-hati, tidak mudah bagi mereka untuk mengembangkan paket sanksi baru," tuturnya.
"Dalam hal energi, UE mungkin telah mencapai batas dari apa yang dapat mereka lakukan," kata Bystritsky.
Dia menyarankan sanksi lebih lanjut dapat ditujukan hanya pada sektor keuangan dan orang-orang tertentu.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-146: Pejabat Kyiv Sebut Pasukan Rusia Tembaki Kota Toretsk
Orang Eropa tidak senang dengan kenaikan harga energi, dan itu adalah alasan tidak langsung dari perombakan pemerintah baru-baru ini, katanya.
Namun, para pemimpin UE bertujuan untuk meningkatkan sanksi, bahkan ketika mereka juga memukul ekonomi mereka dengan keras.
"Rusia seharusnya tidak menghargai ilusi apa pun dalam hal ini," katanya.
Rusia kirim minyak ke Kuba
Di bawah sanksi yang mempersempit gerak Rusia, negara tersebut mengirim minyak ke Kuba pada Kamis (14/7/2022) kemarin.
Pasokan minyak yang dibawa kapal tanker tersebut digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air di negara Karibia itu.
Menurut laporan Reuters, Amerika Serikat (AS) dan Kanada sebelumnya menjatuhkan sanksi terhadap minyak dan bahan bakar Rusia.
Baca juga: Rusia, Ukraina, dan PBB Bakal Gelar Pertemuan Lanjutan untuk Bahas Ekspor Biji-bijian