7 Warga Sipil, Termasuk 4 Anak dari 1 Keluarga Tewas dalam Serangan Udara Rusia di Idlib
7 warga sipil, termasuk 4 anak dari 1 keluarga tewas dalam serangan udara Rusia di Idlib, Suriah utara.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Tujuh warga sipil, termasuk empat anak dari satu keluarga, tewas dalam serangan udara Rusia di provinsi Idlib yang dikuasai oposisi di Suriah utara, menurut Pertahanan Sipil Suriah, juga dikenal sebagai White Helmet.
Serangan Jumat (22/7/2022) di desa Al-Jadidah, dekat kota Jisr al-Shughour, juga melukai 12 orang lainnya, termasuk delapan anak-anak.
Dikutip Al Jazeera, serangan itu adalah yang pertama dari sejenisnya dalam beberapa bulan.
Daerah yang dikenal relatif tenang itu pun terganggu dengan serangan tersebut.
Kota tersebut sebenarnya terletak jauh dari garis depan kawasan itu.
Seorang pemantau lokal mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dua pesawat Su-34 Rusia telah menargetkan daerah itu dengan empat serangan udara pada dini hari.
Baca juga: Suriah Putus Hubungan Diplomatik dengan Ukraina
Pesawat Rusia lakukan 4 serangan
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris juga mengatakan bahwa pesawat Rusia telah melakukan empat serangan.
Wakil Direktur White Helmets Munir Al-Mustafa mengatakan bahwa tim kelompok di daerah itu telah menemukan tujuh mayat dan memindahkan 12 orang yang terluka ke rumah sakit setempat.
Dia menambahkan bahwa serangan itu menghantam sebuah peternakan ayam dan rumah keluarga yang terlantar di pinggiran Al-Jadidah.
“Butuh waktu hampir tiga jam untuk mengeluarkan para korban dari bawah puing-puing, sementara pesawat Rusia masih terbang di langit, dan kemungkinan mereka akan menargetkan tim penyelamat,” kata al-Mustafa kepada Al Jazeera.
Ahmed Al-Khatib, seorang ahli bedah di rumah sakit setempat di desa Al-Qaniyah, membenarkan bahwa rumah sakit tersebut telah menerima 12 orang yang terluka, kebanyakan anak-anak, dan tujuh orang telah meninggal, termasuk empat anak, yang berusia antara satu dan tujuh tahun. tahun.
Empat jenazah anak-anak, dua perempuan dan dua laki-laki, tergeletak di lantai rumah sakit terbungkus selimut, rambut gadis-gadis itu masih diikat dengan pita rambut merah.
Anggota keluarga korban tidak percaya dengan apa yang terjadi.