23 Wartawan Tewas Sejak Invasi Rusia, Pemerintah Indonesia Diminta Bersuara Tentang Kebebasan Pers
Rusia harus selidiki keterlibatan serdadu mereka dalam pembunuhan wartawan di Ukraina, serta membebaskan wartawan yang ditangkap
Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menurut catatan Voanews.com, sejak invasi Rusia di Ukraina tercatat 23 wartawan tewas di negara tersebut.
Tujuh dari 23 kematian tersebut terjadi saat mereka sedang bertugas.
Satu di antaranya wartawan Rusia di Ukraina, Oksana Baulina.
Dia terbunuh di ibu kota, Kyiv, pada 23 Maret oleh “drone kamikaze” – sebuah drone tempur udara yang berisi bahan peledak, seperti dilaporkan RSF.org.
Saat itu, dia melaporkan kerusakan yang disebabkan oleh serangan sebelumnya di sebuah pusat perbelanjaan di Podil, pinggiran kota Kyiv.
Baca juga: Jurnalis Inggris Bicara Masuk Daftar Mirotvorets Ukraina Berarti Kematian
Untuk alasan keamanan, dia ditemani oleh dua petugas polisi, yang juga terluka dalam serangan itu.
Dia juga melakukan wawancara dengan tentara Rusia yang ditangkap oleh tentara Ukraina di Lviv namun belum dipublikasikan.
Tak hanya itu, Rusia dikabarkan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua jurnalis bernama Dmitriy Gordon dan Yevgeny Kiselev.
Gordon dituduh menyebarkan informasi palsu tentang tindakan militer Rusia.
Komite Investigasi Rusia menyebut Gordon menyerukan serangan bersenjata ke Rusia dan terkait perang dengan menggunakan senjata nuklir.
Kiselev setali tiga uang. Sikapnya disebut anti Putin dan sebagai penulis kritik terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Pembunuhan dan ancaman penangkapan wartawan menuai perhatian Andreas Harsono, wartawan senior sekaligus salah seorang pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
"Rusia harus selidiki keterlibatan serdadu mereka dalam pembunuhan wartawan di Ukraina, serta membebaskan wartawan yang ditangkap,' kata Andreas Harsono, Sabtu (23/7/2022).
Ia berharap Pemerintah Indonesia, sebagai negara menjunjung kebebasan Pers perlu bersuara.
"Dan menuntut Moscow diselidiki terlibat berbagai pembunuhan dan penangkapan wartawan wartawan di Ukraina," tutur Andreas Harsono.