Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Badan Yahudi di Rusia Ditutup, Diduga Jalankan Kegiatan Mata-mata Israel dan CIA

Rusia menutup kegiatan The Jewish Agency di negara itu. Alasan spesifik tidak diumumkan. Badan Yahudi itu ditutup setelah ada audit.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Badan Yahudi di Rusia Ditutup, Diduga Jalankan Kegiatan Mata-mata Israel dan CIA
AFP/MENAHEM KAHANA
ILUSTRASI - Orang-orang Yahudi Ultra-Ortodoks berdoa di Tembok Barat, situs paling suci Yudaisme, di Yerusalem, Rabu (25/3/2020). Tempat ini menjadi tujuan utama, termasuk para diaspora Yahudi di berbagai negara yang mengikuti program aliyah atau repatriasi ke tanah Palestina. 

Lewat ulasannya di The Cradle, Senin (25/7/2022), MK Bhadrakumar menelaah apa yang sebenarnya terjadi di balik penutupan Badan Yahudi di Rusia itu.

“Sejak itu, meminjam metafora dari Perjanjian Lama, awan “sebesar tangan manusia yang naik dari laut” ketika Elia pertama kali melihatnya, dengan cepat berubah menjadi badai,” tulisnya di The Cradle.

Pada 21 Juli, kantor berita Rusia TASS melaporkan Pengadilan Distrik Basmanny Moskow menerima gugatan Kementerian Kehakiman Rusia yang meminta agar Badan Yahudi untuk Israel cabang Rusia dilikuidasi.

Alasan untuk gugatan itu tidak diberikan. Badan Yahudi di Rusia ini memiliki postur kegiatan lebih besar dari yang dibayangkan umumnya meskipun tidak didanai pemerintah Israel.

Ini adalah organisasi internasional yang membina hubungan antara orang Yahudi di seluruh dunia dan Israel dan mempromosikan imigrasi orang Yahudi ke Israel, sebuah proses yang dikenal sebagai “Aliyah.”

Akar AS yang Terjerat

Badan Yahudi ini berhubungan erat dengan organisasi Yahudi Amerika. Miliarder Mark Wilf, terpilih sebagai ketua baru dewan Badan Yahudi untuk Israel pada 10 Juli.

BERITA TERKAIT

Ia sebelumnya ketua dewan pengawas Federasi Yahudi Amerika Utara dan terkait erat dengan berbagai dewan pendidikan dan filantropi di baik Amerika Serikat maupun Israel.

MK Bhadrakumar mengatakan, Kremlin biasanya akan mempertimbangkan pro dan kontra dengan hati-hati sebelum memutuskan menutup operasi Sohnut di Rusia.

Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev beberapa tahun lalu setuju untuk membuka pintu emigrasi orang Yahudi ke Israel sebagai quid pro quo untuk bantuan ekonomi barat.

Menurut MK Bhadrakumar, pasti ada alasan kuat bagi Kremlin untuk mengambil keputusan seperti itu.

Tampaknya Kementerian Kehakiman Moskow memiliki dokumen yang memberatkan. Badan Yahudi itu telah diselidiki dalam beberapa waktu sebelum dicambuk keputusan keras.

Emigrasi orang Yahudi tentu saja merupakan masalah yang sangat sensitif bagi negara Israel (dan lobi Yahudi yang kuat di Amerika).

Pada Minggu, surat kabar Israel Algemeiner menggarisbawahi Tel Aviv sangat menyita masalah ini. Memang, negara ini juga menuju pemilihan legislatif penting pada 1 November.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas