Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala Intel Austria Peringatkan Potensi Rusuh saat Puncak Krisis Energi

Kepala Intelijen Austria memperingatkan potensi huru-hara saat puncak kesulitan energi melanda negara itu musim gugur tahun ini.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Kepala Intel Austria Peringatkan Potensi Rusuh saat Puncak Krisis Energi
The Guardian/AFP
ILUSTRASI - Presiden Rusia Vladimir Putin tetap mengharuskan Uni Eropa membayar gas yang dibelinya dari Rusia dengan rubel. Bagi yang menolak pasokan gasnya akan dihentikan, termasuk Austria. Foto Presiden Vladimir Putin saat meresmikan jaringan pipa gas Rusia di Vladivostok, 2011. 

Jika harga konsumen mencerminkan harga pasar seperti itu, orang Jerman akan membayar sekitar €0,80 per kilowatt-jam daripada €0,30 saat ini, termasuk pajak dan biaya.

Namun, peningkatan tajam seperti itu akan meledak secara sosial, saran Zschaepitz. Dalam situasi seperti ini, perusahaan energi tidak akan mampu lagi berproduksi secara kompetitif.

Harga listrik di Jerman dipengaruhi oleh harga gas alam, yang merupakan sumber dari 15 persen listrik negara, menurut statistik resmi.

Harga gas hampir empat kali lipat tahun ini, terutama karena menyusutnya aliran dari Rusia, pemasok utama benua itu.

Krisis harga telah menyebabkan nasionalisasi sebagian dari salah satu perusahaan pemasok energi terbesar di Jerman.

Pemerintah Jerman minggu lalu mengumumkan akan mengakuisisi 30 % saham di Uniper setelah perusahaan tersebut meminta bailout, dengan alasan “tekanan keuangan yang ekstrim” yang disebabkan oleh berkurangnya pengiriman gas alam Rusia.

Pengurangan aliran gas berarti bahwa alih-alih dapat sepenuhnya bergantung pada kontrak jangka panjangnya dengan harga tetap, Uniper baru-baru ini terpaksa membeli gas di pasar spot dengan harga yang jauh lebih tinggi untuk menutupi kekurangan.

Berita Rekomendasi

Menurut laporan baru-baru ini oleh Bloomberg, perusahaan energi Eropa mengumpulkan utang untuk menutupi biaya yang melonjak, dengan kewajiban mereka dilaporkan mencapai lebih dari $1,7 triliun.(Tribunnews.com/RT/Spputniknews/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas