Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ukraina Kecam Seruan Rusia yang Ingin Jatuhkan Hukuman Gantung kepada Tentara Azov: Negara Teroris

Rusia menyebut tentara Ukraina layak dihukum mati bukan dengan cara ditembak, tetapi digantung. Pejabat Ukraina menyebut Rusia negara teroris.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Ukraina Kecam Seruan Rusia yang Ingin Jatuhkan Hukuman Gantung kepada Tentara Azov: Negara Teroris
Yuriy Dyachyshyn / AFP
Tentara Ukraina memegang bendera nasional Ukraina di atas peti mati Vasyl Sushchuk, seorang prajurit resimen Azov yang terbunuh selama invasi Rusia ke Ukraina, selama pemakamannya di kota Lviv, Ukraina barat, pada 29 Juli 2022. Rusia menyebut tentara Ukraina layak dihukum mati bukan dengan cara ditembak, tetapi digantung. Pejabat Ukraina membalas dengan menyebut Rusia negara teroris. 

TRIBUNNEWS.COM - Pejabat Ukraina mengecam seruan kedutaan Rusia di Inggris agar para pejuang dari resimen Azov Ukraina menghadapi eksekusi dengan cara gantung, Sabtu (30/7/2022).

Dilansir The Guardian, Kedutaan Rusia itu mengatakan dalam sebuah cuitan:

"Militan Azov pantas dihukum mati, tetapi mati bukan dengan regu tembak tetapi dengan digantung, karena mereka bukan tentara sungguhan."

"Mereka pantas mendapatkan kematian yang memalukan."

Twitter mengatakan kedutaan Rusia telah melanggar aturannya tentang "perilaku kebencian".

Namun Twitter hanya memberi peringatan dan tidak melarang posting tentang Azov.

Baca juga: Ukraina Klaim Tewaskan Sejumlah Tentara Rusia Dalam Serangan Balasan di Kherson  

Menanggapi cuitan Rusia itu, Andriy Yermak, kepala kantor kepresidenan Ukraina, mengatakan di Telegram:

BERITA REKOMENDASI

"Rusia adalah negara teroris."

"Di abad ke-21, hanya orang biadab dan teroris yang dapat berbicara di tingkat diplomatik tentang fakta bahwa orang layak dieksekusi dengan cara digantung."

"Rusia adalah negara sponsor terorisme."

"Bukti apa lagi yang dibutuhkan?"

Sementara itu, Rusia mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka melarang 32 pejabat dan jurnalis Selandia Baru memasuki wilayahnya.

Aksi itu dilakukan sebagai tanggapan atas tindakan serupa yang diambil oleh Wellington terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina, Agence France-Presse melaporkan.

Di antara mereka yang dikenai sanksi adalah walikota Wellington, Andrew Foster; walikota Auckland, Philip Goff; komandan angkatan laut Selandia Baru, Komodor Garin Golding; dan jurnalis Kate Green dan Josie Pagani, kata kementerian luar negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

Tangkapan layar ini diperoleh dari video selebaran yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Mei 2022, menunjukkan anggota layanan Ukraina saat mereka digeledah oleh personel militer pro-Rusia setelah meninggalkan pabrik baja Azovstal yang terkepung di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina. (Photo by Handout / Russian Defence Ministry / AFP)
Tangkapan layar ini diperoleh dari video selebaran yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Mei 2022, menunjukkan anggota layanan Ukraina saat mereka digeledah oleh personel militer pro-Rusia setelah meninggalkan pabrik baja Azovstal yang terkepung di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina. (Photo by Handout / Russian Defence Ministry / AFP) (AFP/HANDOUT)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas