Mantan Pejabat Era Trump Salahkan AS Terkait Krisis Serbia-Kosovo
Mantan Kepala Intelijen AS era Presiden Trump Richard Grenell menyalahkan Kosovo dan AS atas krisis baru Serbia-Kosovo.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Langkah itu untuk mengatasi konflik melalui kerja sama ekonomi.
Grenell juga menuduh Uni Eropa mengatur tuduhan kejahatan perang terhadap Presiden Kosovo Hashim Thaci untuk menghukumnya karena bekerja dengan Trump.
Langkah Uni Eropa itu mengakibatkan Albin Kurti dan Osmani mengambil alih kekuasaan dari pemerintah sebelumnya.
Selama masa kepresidenan Trump, Grenell adalah duta besar AS untuk Jerman, utusan khusus untuk Kosovo, dan penjabat Direktur Intelijen Nasional (Februari-Mei 2020).
Kurti adalah mantan aktivis mahasiswa, yang partainya Penentuan Nasib Sendiri (Vetevendosje) menganjurkan kemerdekaan untuk provinsi itu.
Kelompoknya menolak semua negosiasi dengan Beograd, dan bahkan memperjuangkan unifikasi dengan Albania.
Dia telah menjadi perdana menteri pada awal 2020, tetapi digulingkan setelah lebih dari sebulan dalam mosi tidak percaya. Dia kembali berkuasa setahun kemudian, dengan mayoritas dua pertiga.
Pada menit-menit terakhir hari Minggu, pemerintah Kurti mengumumkan "menunda" implementasi kebijakan dokumennya, setelah permintaan dari duta besar AS di Pristina, Jeffrey Hovenier.
NATO menduduki Kosovo pada 1999, setelah perang udara selama 78 hari melawan Yugoslavia.
Provinsi ini mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008, dengan dukungan Barat. Sementara AS dan sebagian besar sekutunya telah mengakuinya, Serbia, Rusia, China, dan PBB pada umumnya belum.(Tribunnews.com/RT/xna)