Pasokan Gas Rusia Diputus, Jerman Hidupkan Kembali Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara
Pemerintah Jerman berencana menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara setelah Rusia putus aliran gas ke Eropa.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
Tiga pembangkit nuklir yang masih beroperasi memasok setara dengan sekitar 6 persen kebutuhan listrik Jerman, dan sebagian energinya diekspor ke Prancis.
Tahun lalu 12,6 persen listrik Jerman – 65,2 miliar kW jam – diproduksi oleh pembangkit listrik tenaga gas.
Baca juga: Pengiriman Gas Gazprom Melalui Pipa Yamal Merosot Setelah Rusia Mengoperasikan Jalur Nord Stream 1
Harga gas dilipatgandakan
Penurunan aliran gas Rusia telah memaksa pemasok energi di seluruh Eropa untuk membeli bahan bakar dengan harga pasar yang jauh lebih tinggi.
Dikutip Al Jazeera, perusahaan utilitas Jerman RheinEnergie mengatakan pihaknya menaikkan harga gas alam menjadi 18,30 sen euro per kilowatt hour (Kwh) dari 7,87 sen saat ini.
"Di apartemen Cologne dengan 10.000 Kwh konsumsi tahunan, biaya tahunan meningkat menjadi sekitar 2.002 euro ($ 2.057) (sebelumnya: sekitar 960 euro)," kata RheinEnergie dalam sebuah pernyataan.
Retribusi yang diperkenalkan pemerintah bulan lalu pada semua konsumen gas mulai 1 Oktober tidak termasuk dalam daftar harga baru.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck pekan lalu mengatakan retribusi akan berjumlah antara 1,5 sen euro dan 5 sen euro per kilowatt jam, yang berarti rumah tangga dengan empat orang dapat menghadapi biaya tambahan hingga 1.000 euro per tahun.
Baca juga: Lepas Ketergantungan dari Rusia, Austria Potong Konsumsi Gas dari Gazprom Jadi 50 Persen
Kementerian ekonomi menolak mengomentari pengumuman Rheinenergie.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)