Israel Bombardir Gaza, Anak-anak Tewas Bersama Komandan Senior Kelompok Bersenjata Palestina
Serangan hari kedua yang dilancarkan Israel ke Gaza, menewaskan komandan senior Jihad Islam dan setidaknya 4 anak-anak.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Seorang komandan senior kelompok bersenjata Palestina dan beberapa anak-anak tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza.
Dilaporkan Aljazeera, dalam sebuah pernyataan hari Minggu (7/8/2022), Jihad Islam mengkonfirmasi bahwa Khaled Mansour, komandannya di selatan Jalur Gaza, telah tewas dalam serangan Israel pada hari Sabtu.
Khaled Mansour adalah anggota Jihad Islam berpangkat tinggi kedua yang terbunuh sejak Israel mulai menyerang Gaza pada hari Jumat.
Jihad Islam sebelumnya telah kehilangan komandan lainnya, Taysir al-Jabari, dalam pertempuran di utara.
Israel memperingatkan bahwa kampanyenya melawan Jihad Islam bisa berlangsung selama seminggu.
Baca juga: Israel Luncurkan Rudal ke Gaza Tewaskan Komandan Militan, Dibalas 100 Roket oleh Jihad Islam
Serangan Israel di Gaza telah menghancurkan gedung-gedung apartemen dan menyerang kamp-kamp pengungsi.
Setidaknya empat anak dilaporkan tewas dalam ledakan di dekat kamp pengungsi Jabaliya pada hari Sabtu, menurut Hamas, kelompok yang mengatur Jalur Gaza.
Hamas menyalahkan Israel atas kematian anak-anak itu.
Tetapi militer Israel membantah telah bersalah.
Mereka mengatakan ledakan itu disebabkan oleh roket yang gagal diluncurkan oleh Jihad Islam.
Klaim tersebut belum dikonfirmasi.
Kematian tersebut membuat jumlah anak-anak yang tewas sejak Jumat menjadi enam orang, dan total korban di antara warga Palestina menjadi 24 orang.
Setidaknya 204 lainnya juga terluka, menurut kementerian kesehatan di Gaza.
Pejuang Palestina membalas pemboman dengan meluncurkan lebih dari 400 roket ke Israel.
Sebagian besar roket dari Palestina dapat dicegat, dan belum ada laporan korban serius, menurut layanan ambulans Israel.
Kekerasan itu telah menimbulkan kekhawatiran akan perang lain di Gaza oleh Israel, hanya 15 bulan setelah konflik selama sebulan yang menewaskan lebih dari 260 orang.
"Perang terakhir menyebabkan kehancuran yang meluas di sini di Jalur Gaza. Setahun kemudian, hampir tidak ada rekonstruksi," kata Youmna ElSayed dari Al Jazeera, melaporkan dari Kota Gaza.
"Wilayah pesisir yang terisolasi ini miskin, masyarakatnya hampir tidak pulih."
"Dan banyak yang takut akan putaran eskalasi lainnya."
Pemicu Ketegangan
Putaran ketegangan terakhir antara Israel dan Palestina dimulai awal pekan ini setelah pasukan Israel menangkap Bassam al-Saadi, seorang komandan Jihad Islam di Tepi Barat yang diduduki.
Al-Saadi ditahan selama serangan Israel di kota Jenin, di mana seorang remaja terbunuh.
Pasukan Israel kemudian menutup jalan di sekitar Jalur Gaza dan pada hari Jumat dan mengebom sebuah gedung apartemen di pusat Kota Gaza.
Serangan itu menewaskan Taysir al-Jabari dan setidaknya sembilan orang lainnya, termasuk seorang gadis berusia lima tahun dan seorang wanita berusia 23 tahun.
Militer Israel juga mengatakan telah menangkap 19 lagi anggota Jihad Islam di Tepi Barat yang diduduki pada hari Sabtu.
Jihad Islam selaras dengan Hamas yang memerintah, tetapi sering bertindak secara independen.
Eskalasi lebih lanjut dari kekerasan dapat bergantung pada apakah Hamas akan memilih untuk bergabung dalam pertempuran bersama Jihad Islam atau tidak.
Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan bahwa Israel, yang memulai eskalasi terhadap Gaza dan melakukan kejahatan baru, harus membayar harga dan memikul tanggung jawab penuh untuk itu.
Mediasi Intensif
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan Kairo sedang berbicara dengan kedua belah pihak untuk meredakan kekerasan.
Delegasi intelijen Mesir yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Ahmed Abdelkhaliq tiba di Israel pada hari Sabtu.
Ia akan melakukan perjalanan ke Gaza untuk pembicaraan mediasi, ungkap dua sumber keamanan Mesir kepada kantor berita Reuters.
Mereka berharap untuk mengamankan gencatan senjata sehari untuk melakukan pembicaraan, sumber menambahkan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)