The Satanic Verses, Buku Kontroversial yang Membuat Salman Rushdie Jadi Target Pembunuhan Iran
The Satanic Verses, buku karya Salman Rushdie dianggap melecehkan umat Islam. Salman Rushdie pun menjadi target pembunuhan mayoritas Muslim di Iran.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - The Satanic Verses, novel yang ditulis Salman Rushdie pada tahun 1988, membuat dirinya dikecam oleh banyak pihak terutama mayoritas Muslim di Iran.
Salman Rushdie lahir di India tetapi tumbuh di Inggris.
Ia mengawali karier sebagai copywriter periklanan.
Dilansir The Guardian, Salman Rushdie tidak menyangka gelombang kemarahan yang menumpuk dapat mengancam nyawanya.
Pada Oktober 1988, Salman Rushdie sudah membutuhkan pengawal karena menghadapi berbagai ancaman kematian, membuatnya membatalkan sejumlah perjalanan.
Satu demi satu, negara mayoritas Muslim melarang buku The Satanic Verses.
Baca juga: 7 Fakta Penikaman Penulis Kontroversial Salman Rushdie, Diserang saat Jadi Pembicara di Sebuah Acara
India, Pakistan, Bangladesh, Sudan, Afrika Selatan, Sri Lanka, Kenya, Thailand, Tanzania, Indonesia, Singapura, dan Venezuela, termasuk di antara negara-negara yang kini melarang buku tersebut.
Pada bulan Desember di tahun itu, ribuan Muslim berdemonstrasi di Bolton, Greater Manchester, dan membakar buku-bukunya.
Pada 13 Februari 1989 di Islamabad, enam orang tewas dalam serangan massa di pusat kebudayaan AS di ibu kota Pakistan untuk memprotes buku tersebut.
Ada pula kerusuhan di Srinagar dan Kashmir.
Sehari setelah kerusuhan itu, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan dekrit agama, sebuah fatwa, yang menyerukan kepada semua Muslim untuk mengeksekusi tidak hanya Salman Rushdie, tetapi semua orang yang terlibat dalam penerbitan buku tersebut.
Sebuah yayasan keagamaan Iran bahkan menawarkan hadiah $ 1 juta, atau $ 3 juta untuk seorang warga Iran jika melakukan pembunuhan terhadap Salman Rushdie.
Iran memutuskan hubungan dengan Inggris karena masalah ini.
Salman Rushdie kemudian bersembunyi dan tinggal selama beberapa tahun, sebagian besar waktu di rumah pertanian terpencil di Wales.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.