The Satanic Verses, Buku Kontroversial yang Membuat Salman Rushdie Jadi Target Pembunuhan Iran
The Satanic Verses, buku karya Salman Rushdie dianggap melecehkan umat Islam. Salman Rushdie pun menjadi target pembunuhan mayoritas Muslim di Iran.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Khamenei mengutip pendahulunya yang mengatakan: "Bahkan jika dia bertobat dan menjadi Muslim paling saleh di Bumi, tidak akan ada perubahan dalam keputusan ini."
Rekan Salman Rushdie Ikut Jadi Sasaran
Karena tidak dapat menjangkau Rushdie sendirian, para ekstremis mencari kolaborator sastranya.
Pada Juli 1991, penerjemah Jepang Hitoshi Igarashi, seorang profesor budaya Islam, ditikam sampai mati di Universitas Tsukuba tempat dia bekerja, di timur laut Tokyo.
Beberapa hari sebelumnya, penerjemah bahasa Italia buku itu diserang dan terluka parah di apartemennya di Milan.
Ia diserang oleh penyerang yang mengidentifikasi dirinya sebagai orang Iran, berpura-pura mencari terjemahan sebuah pamflet.
Dua tahun kemudian, penerbit novel Norwegia, William Nygaard, tertembak dan terluka parah.
Titik Balik
Kemudian di tahun 1997, seorang presiden reformis Iran, Sayyid Mohammad Khatami, menjabat.
Ia mulai memberi isyarat bahwa pemerintahannya tidak lagi secara aktif berusaha untuk mengeksekusi fatwa pada Rushdie, atau mendorong siapa pun untuk membunuhnya.
Hal itu dilakukan sebagai bagian dari pembukaan ke barat dan pemulihan hubungan diplomatik dengan Inggris.
Rushdie menyatakan kelegaan atas jaminan yang ditawarkan oleh pemerintah Khatami.
Ia mengatakan dia tidak menyesali bukunya, bahkan setelah menghabiskan satu dekade bersembunyi.
"The Satanic Verses sama pentingnya dalam karya saya seperti buku-buku saya yang lain, katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.