The Satanic Verses, Buku Kontroversial yang Membuat Salman Rushdie Jadi Target Pembunuhan Iran
The Satanic Verses, buku karya Salman Rushdie dianggap melecehkan umat Islam. Salman Rushdie pun menjadi target pembunuhan mayoritas Muslim di Iran.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Ia menggunakan nama samaran Joseph Anton, diambil dari nama pahlawan sastra Joseph Conrad dan Anton Chekhov.
Pada 2012, Salman Rushdie menerbitkan memoar hidupnya dalam persembunyian di bawah nama itu.
Intelektual Barat sebagian besar berbondong-bondong membela Rushdie, menyebut masalah ini sebagai ujian untuk membela prinsip kebebasan berekspresi dalam menghadapi ancaman mematikan.
Toko-toko buku di Inggris dan AS dipaksa harus mengambil sikap, sambil menghadapi gelombang pemboman toko-toko yang masih menjual buku The Satanic Verses.
Pada Februari 1989, Rushdie mengungkapkan penyesalannya.
"Saya sangat menyesalkan penderitaan yang disebabkan oleh publikasi ini kepada para pengikut Islam yang tulus."
Namun, kata-kata itu tidak banyak berdampak.
Pada bulan Juni 1989, Khomeini meninggal.
Tetapi fatwa tersebut tetap dijalankan di bawah penggantinya, pemimpin tertinggi saat ini, Ali Khamenei, dan tampaknya ada upaya baru untuk menerapkannya.
Kemudian di bulan yang sama di tahun itu, seorang pria Lebanon kelahiran Guinea, Mustafa Mazeh, meledakkan dirinya di sebuah hotel di Paddington, London barat.
Ia menyiapkan bom untuk membunuh Rushdie.
Pada tahun 1990, Salman Rushdie sekali lagi mengungkapkan penyesalannya.
Ia mengatakan bahwa dia memeluk agama Islam, tidak setuju dengan pandangan yang diungkapkan oleh tokoh-tokoh dalam novel dan menentang penerbitan buku dalam bentuk paperback.
Tapi Khamenei menolak permintaan maaf itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.