KRI Sultan Iskandar Muda Dilibatkan dalam Latihan Bersama Angkatan Laut Uni Eropa dan Indonesia
Melibatkan korvet KRI Sultan Iskandar Muda dan EU NAVFOR Somalia-Fregat Operasi Atalanta ITS Virginio Fasan dengan skenario operasi anti-pembajakan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Uni Eropa (UE) dan Indonesia melakukan latihan angkatan laut (AL) bersama pertama mereka di Laut Arab.
Latihan ini melibatkan korvet TNI AL KRI Sultan Iskandar Muda dan EU NAVFOR Somalia - Fregat Operasi Atalanta ITS Virginio Fasan dengan skenario operasi anti-pembajakan, 14-15 Agustus 2022.
"Hal ini termasuk pendaratan helikopter lintas dek, evolusi taktis yang kompleks di laut, naik ke kapal yang mencurigakan dan pengisian bahan bakar di laut," ungkap rilis dari Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia yang diterima Tribunnews.com Rabu (17/8/2022).
Proyek UE tentang Rute Maritim Kritis di Indo-Pasifik (CRIMARIO) disediakan platform Indo-Pacific Regional Information Sharing (IORIS) untuk komunikasi antar peserta dalam latihan, tambahnya.
KRI Sultan Iskandar Muda Indonesia baru saja menyelesaikan penugasan di Maritime Task Force United Nations Interim Force di Lebanon.
Baca juga: Dubes Ngurah Ardiyasa Lepas Keberangkatan KRI Sultan Iskandar Muda untuk Misi Perdamaian di Lebanon
Melalui kontribusi aktifnya dalam misi pemeliharaan perdamaian, Indonesia memberikan kontribusi nyata terhadap perdamaian dan keamanan internasional sesuai dengan Piagam PBB.
Baik Indonesia maupun UE mendukung tatanan internasional berbasis aturan dan multilateralisme yang efektif dengan PBB sebagai intinya.
UE dan Indonesia berkomitmen pada tatanan yang bebas, terbuka, inklusif dan berdasarkan aturan di kawasan Indo-Pasifik, yang didukung oleh penghormatan terhadap integritas dan kedaulatan teritorial, demokrasi, supremasi hukum, transparansi, kebebasan navigasi dan penerbangan, tanpa halangan hukum perdagangan, dan penyelesaian sengketa secara damai Mereka menegaskan kembali keutamaan hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Pada November 2021, pertemuan keenam dialog membahas keamanan maritim bersama perang melawan terorisme dan ekstremisme kekerasan, melawan narkotika, pemeliharaan perdamaian dan manajemen krisis, keamanan siber, Uni Eropa melihat Indonesia dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sebagai mitra utama untuk implementasi Strategi Uni Eropa untuk Kerjasama di Indo-Pasifik, sejalan dengan Outlook ASEAN tentang Indo-Pasifik.
UE dan Indonesia bermaksud untuk memperkuat kerja sama operasional mereka di laut, termasuk latihan angkatan laut bersama dan kunjungan ke pelabuhan, melalui proyek UE tentang Meningkatkan Kerjasama Keamanan di dan dengan Asia (ESIWA) dan tentang Rute Maritim Kritis di Indo-Pasifik (CRIMARIO).