Pelaku Penikaman Salman Rushdie Kaget Penulis Novel Ayat-ayat Setan Itu Masih Hidup
Hadi Matar (24) mengaku terkejut saat mendengar kabar Salman Rushdie, penulis novel Ayat-ayat Setan selamat setelah ditikam.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pria pelaku penikaman terhadap penulis Salman Rushdie mengaku kaget korban selamat setelah insiden berdarah tersebut.
Kepada New York Post, pelaku bernama Hadi Matar yang saat ini ditahan mengatakan bahwa ia memutuskan menemui Salman Rushdie di Chautauqua Institution di New York setelah melihat cuitan tentang agenda penampilannya di sana.
"Ketika saya mendengar dia selamat, saya terkejut," kata Hadi Matar.
Menurutnya, penulis novel Ayat-ayat Setan atau The Satanic Verses itu telah melecehkan Islam.
"Saya tidak suka orangnya. Saya tidak berpikir dia orang yang sangat baik," kata Matar dalam wawancara pada Rabu (17/8/2022) dikutip dari SCMP.
"Dia adalah seseorang yang menyerang Islam. Dia menyerang kepercayaan mereka, sistem kepercayaan," imbuhnya.
Baca juga: The Satanic Verses, Buku Kontroversial yang Membuat Salman Rushdie Jadi Target Pembunuhan Iran
Dalam wawancara itu, Matar mengaku kagum dengan mendiang pemimpin Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Namun ia tidak menjelaskan apakah mengikuti dekrit yang dikeluarkan oleh Khomeini di Iran pada tahun 1989 yang menyerukan eksekusi terhadap Rushdie setelah penulis itu menerbitkan The Satanic Verses.
Sementara itu, Iran membantah terlibat dalam insiden tersebut.
Matar yang tinggal di New Jersey, AS itu juga mengaku tidak memiliki kontrak dengan Garda Revolusi Iran.
Pria 24 tahun ini juga mengatakan telah membaca beberapa halaman dari The Satanic Verses.
Pasca-penikaman, Rushdie menderita kerusakan hati dan saraf putus di lengan dan mata.
Agennya, Andrew Wylie, mengatakan kondisinya telah membaik dan dia sedang dalam proses pemulihan.
Masih dalam wawancaranya dengan New York Post, Matar mengatakan ia naik bus ke Buffalo sehari sebelum serangan dan kemudian naik Lyft ke Chautauqua sekitar 64km jauhnya.
Dia membeli tiket masuk ke Chautauqua Institution dan kemudian tidur di lapangan pada malam sebelum acara Rushdie digelar.
Matar lahir di AS, tetapi memegang kewarganegaraan ganda di Lebanon, tempat orang tuanya dilahirkan.
Ibunya mengatakan kepada wartawan dalam wawancara, bahwa Matar berubah setelah mengunjungi ayahnya di Lebanon pada 2018.
Setelah itu, menurut sang ibu, Matar menjadi murung dan menarik diri dari keluarganya.
Sosok Salman Rushdie
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Salman Rushdie merupakan penulis keturunan Inggris-India.
Di tahun 1988, Salman Rushdie menuai kontroversi karena merilis novel The Satanic Verses atau Ayat-ayat Setan.
Buku itu membuat marah dunia, khususnya umat Islam karena dinilai melecehkan Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: Hadi Matar, Pelaku Penikaman Salman Rushdie Mengaku Tidak Bersalah atas Percobaan Pembunuhan
Baca juga: Salman Rushdie Ditikam, Kementerian Luar Negeri Iran Salahkan sang Penulis Itu Sendiri
Banyak negara Muslim yang kemudian melarang peredaran buku tersebut.
Reaksi keras pun datang dari pemimpin Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini yang menyerukan eksekusi terhadap Rushdie.
Sejak saat itu, penulis ini bersembunyi selama bertahun-tahun dan terus berpindah tempat.
Meski hidup di bawah ancaman hukuman mati, Rushdie tetap mengeluarkan sejumlah buku.
(Tribunnews/Ika Nur,Tio)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.