Rusia Kecewa Berat Setelah Tahu Liz Truss yang Jadi Perdana Menteri Inggris
Pemerintahan Presiden Vladimir Putin tidak berharap hubungan Rusia dengan Inggris segera membaik setelah Liz Truss jadi PM Inggris yang baru.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Rusia kecewa berat setelah mengetahui politisi Liz Truss yang terpilih menjadi Perdana Menteri (PM) Inggris yang baru.
Karenanya, pemerintahan Presiden Vladimir Putin tidak berharap hubungan Rusia dengan Inggris segera membaik setelah Liz Truss duduk di pmerintahan.
Pernyataan ini disampaikan secara terbuka oleh Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Selasa waktu setempat.
"Sejujurnya, dilihat dari pernyataan yang dibuat Truss di negara kita saat ia menjabat sebagai menteri Luar Negeri dan menjadi kandidat (PM), orang dapat berasumsi dengan tingkat kepercayaan yang tinggi bahwa 'tidak ada perubahan lebih baik yang dapat diharapkan'," tegas Peskov.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (6/9/2022), ia juga menolak berkomentar apakah Presiden Rusia Vladimir Putin bermaksud untuk memberikan ucapan selamat kepada Truss atas kemenangannya.
Peskov justru meminra awak media untuk menanyakan hal itu secara langsung kepada Putin.
Baca juga: Rekam Jejak Liz Truss, PM Baru Inggris yang Gantikan Boris Johnson
Sebelumnya pada Senin kemarin, Liz Truss terpilih untuk memimpin Partai Konservatif (Tory) dan menjadi PM Inggris berikutnya setelah 'kompetisi' selama dua bulan melawan sejumlah pesaingnya, termasuk mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak.
Truss menang dengan perolehan 57,4 persen, berbanding 42,6 persen.
Kemenangannya ini memang bukan hal yang mengejutkan, karena jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa ia menikmati dukungan luar biasa diantara anggota Tory.
Baca juga: Gantikan Boris Johnson, Liz Truss Terpilih Jadi PM Inggris
Sebagai Menteri Luar Negeri, Truss telah bersikap hawkish terhadap Rusia, mengutuk keras tindakan negara itu atas serangan militernya di Ukraina.
Selama kampanyenya untuk kepemimpinan Tory, ia mengklaim bahwa dirinya telah 'menghadapi Vladimir Putin dengan menargetkan Rusia menggunakan sanksi terberat yang pernah dilihat rezimnya'.
Sementara itu pada akhir Agustus lalu, Juru bicara Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan di kementerian yang dipimpin Truss, juga menyebut bahwa Rusia 'tidak memiliki hak moral' untuk menghadiri KTT G20 di Bali yang dijadwalkan pada November mendatang, karena agresinya ke Ukraina.
Baca juga: Debat TV Kandidat PM Inggris Liz Truss dan Rishi Sunak Batal karena Presenter Pingsan
Liz Truss secara resmi akan memulai pekerjaan barunya setelah Boris Johnson mengakhiri masa jabatannya dengan mengunjungi Ratu Elizabeth untuk mengajukan pengunduran dirinya pada Selasa ini.
Keputusan Johnson untuk mundur dari jabatannya sebagai PM Inggris itu menyusul serangkaian skandal profil tinggi dan gelombang pengunduran diri anggota kabinet senior negara itu.