Update Invasi Rusia: Agenda Putin dan Xi Jinping hingga Kritikan Erdogan pada Sanksi Barat
Putin dan Barat saling ancam terkait ekspor gas Rusia, sementara itu Erdogan menilai kebijakan Barat terhadap Moskow tidak benar.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
Komisi juga akan mengajukan langkah-langkah lain termasuk pengurangan penggunaan listrik selama jam sibuk, dan pembatasan pendapatan energi yang dihasilkan dari sumber lain.
Eropa biasanya mengimpor sekitar 40 persen gasnya dan 30 persen minyaknya dari Rusia.
5. Erdogan Kritik Sikap Barat
Presiden Turki, Tayyip Erdogan menilai kebijakan provokatif Barat terhadap Rusia itu tidak benar.
Komentar ini datang menyusul adanya rencana UE dan G7 untuk membatasi harga gas Rusia.
Hal ini diungkapkan Erdogan dalam konferensi pers bersama Presiden Serbia Aleksandar Vucic di Beograd, Rabu (7/9/2022), lapor Reuters.
"Tidak perlu menyebutkan nama, tetapi saya dapat dengan jelas mengatakan bahwa saya tidak menemukan sikap yang diadopsi Barat adalah benar," kata Erdogan, berbicara pada konferensi pers di Beograd.
"Karena ada Barat yang memimpin kebijakan berdasarkan provokasi, tidak mungkin mencapai hasil di sana," katanya, seraya menambahkan bahwa negara-negara lain tidak boleh meremehkan Rusia.
Serbia sendiri sangat bergantung pada gas Rusia, tetapi ingin mendiversifikasi pasokan dan berencana untuk mulai mengimpor gas alam dari Azerbaijan pada 2023.
Vucic mengatakan, Eropa akan mengalami musim dingin yang ekstrem karena krisis energi sebagai imbas perang Ukraina.
Meskipun Beograd mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, ia menolak untuk menjatuhkan sanksi pada Moskow.
"Jika seseorang benar-benar berpikir untuk mengalahkan Rusia secara militer (di Ukraina), maka kita harus bersiap tidak hanya untuk musim dingin tetapi juga musim dingin kutub," kata Vucic.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)