Unit Pembangkit Terakhir di PLTN Terbesar Eropa Dimatikan, Resiko di Depan Mata
Modus yang terus berubah di mana reaktor dan turbin dipaksa untuk beroperasi, karena serangan, menciptakan risiko kecelakaan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM – Operator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN Zaporozhiye atau Zaporizhzhia, Ukraina mematikan unit tenaga listrik terakhirnya pada Minggu (11/9/2022) pagi.
Pihak berwenang menyatakan, kondisi keamanan yang semakin memburuk menjadi alasannya oprasi pembangkit nuklir terbesar Eropa ini dihentikan.
“Reaktor keenam dihentikan pada pukul 3:45 pagi. Sekarang tidak menghasilkan listrik,” kata Vladimir Rogov, anggota administrasi Wilayah Zaporozhye, kepada RIA-Novosti.
Keputusan untuk menutup dibuat karena berlanjutnya penembakan pabrik oleh pasukan Ukraina dan kerusakan pada saluran listrik membuat resiko bencana semakin besar.
Baca juga: Mengkritik Tentara Rusia atas Serangan Balik Ukraina, Pemimpin Chechnya: Mereka Lengah
Modus yang terus berubah di mana reaktor dan turbin dipaksa untuk beroperasi, karena serangan, menciptakan risiko kecelakaan, pejabat itu menjelaskan.
Menurut Rogov, unit tersebut sudah beroperasi pada kapasitas minimum selama beberapa hari.
Perusahaan milik negara Ukraina Energoatom juga telah mengkonfirmasi apa yang disebut 'penutupan dingin' dari unit terakhir, dengan fasilitas Zaporozhye berhenti total.
Pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa telah dikendalikan oleh pasukan Rusia sejak Maret, tetapi masih dioperasikan oleh staf Ukraina.
Meskipun pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye telah ditutup, pasokan energi ke kota terdekat Energodar terus berlanjut seperti biasa, otoritas setempat meyakinkan.
Fasilitas nuklir dan Energodar telah berulang kali mengalami serangan rudal dan artileri dalam beberapa pekan terakhir, yang dituduhkan Rusia dilakukan oleh pasukan Kiev.
Laporan itu juga melaporkan beberapa upaya yang gagal untuk merebut kembali pembangkit listrik oleh penyabot Ukraina.
Baca juga: Kim Jong Un Tak Akan Hentikan Proyek Senjata Nuklir yang Dibutuhkan untuk Lawan AS
Moskow telah memperingatkan bahwa serangan lanjutan dapat menyebabkan bencana nuklir yang akan melampaui insiden Chernobyl 1986 dan mempengaruhi banyak negara di Eropa.
Ukraina mengklaim bahwa Rusia telah mengubah pabrik itu menjadi pangkalan militer dan mereka menembaki fasilitas itu sendiri untuk menyalahkan Kiev.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang inspekturnya mengunjungi pabrik itu pada awal September, telah menuntut agar semua serangan terhadap pabrik itu "segera dihentikan", tetapi menahan diri untuk mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu.