Rusia Sepakat Ikut Stabilkan Situasi di Sepanjang Perbatasan Armenia dengan Azerbaijan
Armenia dan Rusia telah menyepakati langkah bersama untuk menstabilkan situasi di sepanjang perbatasan Armenia dengan Azerbaijan.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Armenia dan Rusia telah menyepakati langkah bersama untuk menstabilkan situasi di sepanjang perbatasan Armenia dengan Azerbaijan setelah bentrokan mematikan semalam, kata para pejabat di Yerevan.
Menteri Pertahanan Armenia Suren Papikyan mengatakan dia berbicara dengan rekannya Sergei Shoigu, dan mereka berdua "setuju untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menstabilkan situasi".
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan segala upaya untuk meredakan ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan.
"Sulit untuk melebih-lebihkan peran Federasi Rusia, peran Putin secara pribadi," kata Peskov, Selasa (13/9/2022) sebagaimana dikutip Al Jazeera.
"Presiden secara alami melakukan segala upaya untuk membantu mengurangi ketegangan di perbatasan," tambahnya.
Untuk diketahui, Rusia adalah perantara kekuatan utama di kawasan itu dan sekutu Armenia melalui Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Moskow.
Baca juga: Iran Gelar Kompetisi Drone, Pesawat Tanpa Awak Rusia hingga Armenia Pamer Kecanggihan
Armenia dan Azerbaijan sama-sama melaporkan bentrokan di perbatasan yang menewaskan sejumlah tentara Azerbaijan yang tidak diketahui.
Itu merupakan gejolak terbaru antara musuh bebuyutan yang berperang pada tahun 2020 atas wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan.
Masing-masing pihak saling menyalahkan atas pertempuran tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan Azerbaijan meluncurkan "penembakan intensif" terhadap posisi militer Armenia ke arah kota Goris, Sok, dan Jermuk pada hari Selasa pukul 00.05 waktu setempat.
"Pasukan Azerbaijan menggunakan pesawat tak berawak, serta artileri dan senjata api kaliber besar," katanya.
"Angkatan bersenjata Armenia telah meluncurkan tanggapan yang proporsional," tambahnya.
Namun Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuduh Armenia melakukan "tindakan subversif skala besar" di dekat distrik Dashkesan, Kelbajar dan Lachin di perbatasan, menambahkan bahwa posisi tentaranya dikecam, termasuk dari mortir parit.
"Ada kerugian di antara prajurit (Azerbaijan)," katanya, tanpa memberikan angka.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.