Vladimir Putin Tawarkan Pupuk Gratis ke Negara-negara Miskin
Vladimir Putin mengatakan bahwa negaranya siap membagikan 300.000 ton pupuk ke negara-negara berkembang dan negara miskin secara gratis.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa negaranya siap membagikan 300.000 ton pupuk ke negara-negara berkembang dan negara miskin secara gratis.
Hal itu karena sanksi Barat terhadap Rusia membuat ratusan ribu ton pupuk siap ekspor itu saat ini menumpuk di pelabuhan Uni Eropa (UE).
Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (17/9/2022), berbicara pada pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Uzbekistan, Putin menyampaikan bahwa ia telah membahas masalah ekspor pertanian dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres.
"Kamis kemarin saya memberitahu Tuan Guterres bahwa 300.000 ton pupuk Rusia telah menumpuk di pelabuhan Uni Eropa, kami siap untuk memberikannya ke negara-negara berkembang secara gratis," kata Putin.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Beri Sinyal Perang dengan Ukraina akan Segera Berakhir
Menurutnya, pengiriman semacam itu memiliki peranan dalam mengurangi krisis pangan global.
Pada akhir Juli lalu, Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan pada pembicaraan yang ditengahi PBB di Istanbul Turki, untuk membuka blokir ekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam.
Perjanjian itu juga seharusnya memungkinkan Rusia mengirimkan pupuk dan produk makanan ke pasar global.
Namun, para pejabat Rusia telah berulang kali mengkritik Barat karena tidak menghormati kesepakatan itu.
Sementara Putin menyambut baik keputusan untuk mengizinkan pupuk Rusia masuk ke UE.
Kendati demikian, ia mengkritik Ue karena hanya mengizinkan negara-negara anggota blok itu saja yang membelinya.
"Ternyata hanya mereka yang bisa membeli pupuk kami. Bagaimana dengan negara berkembang, negara termiskin di dunia?," tanya Putin.
Putin pun meminta Sekretariat PBB untuk mendesak Komisi UE sehingga mereka tidak hanya berjanji dalam kata-kata saja, namun juga menunjukkan bukti melalui perbuatan.
"Kami menuntut penghapusan pembatasan diskriminatif terhadap negara-negara berkembang, dengan memungkinkan pupuk Rusia untuk mencapai pasar negara berkembang," tegas Putin.
Pada Kamis lalu, perwakilan tetap Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengatakan bahwa 'sanksi sepihak ilegal' yang dijatuhkan Barat kepada Rusia atas konflik Ukraina masih menghalangi ekspor produk makanan dan pupuk Rusia ke pasar global, meskipun ada kesepakatan sebelumnya.
Ia juga menuduh pejabat UE 'egois, sinis dan munafik' karena melarang operator Eropa mengangkut pupuk Rusia ke Afrika, Asia maupun Amerika Latin, namun pada saat yang sama mengizinkan pengiriman ke negara-negara UE.