Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Iran Tutup Layanan WhatsApp dan Instagram di Tengah Protes Kematian Mahsa Amini

Selain membatasi akses warganya ke Instagram dan WhatsApp, pemerintah Iran juga memadamkan layanan MCI (first mobile).

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Iran Tutup Layanan WhatsApp dan Instagram di Tengah Protes Kematian Mahsa Amini
OZAN KOSE / AFP
Seorang pengunjuk rasa memegang potret Mahsa Amini selama demonstrasi mendukung Amini, seorang wanita muda Iran yang meninggal setelah ditangkap di Teheran oleh polisi moral Republik Islam, di jalan Istiklal di Istanbul pada 20 September 2022. Amini (22) saat itu melakukan kunjungan bersama keluarganya ke ibukota Iran ketika dia ditahan pada 13 September oleh unit polisi yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita, termasuk mengenakan jilbab di depan umum. Amini dinyatakan meninggal pada 16 September oleh televisi pemerintah setelah menghabiskan tiga hari dalam keadaan koma. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA - Iran membatasi akses ke platform media sosial seperti Instagram dan WhatsApp di tengah protes meluas atas dugaan pembunuhan Mahsa Amini yang meninggal dalam tahanan polisi moral Iran.

Pengawas internet NetBlocks melaporkan, selain membatasi akses warganya ke Instagram dan WhatsApp, pemerintah Iran juga memadamkan layanan MCI (first mobile), operator seluler terkemuka di negara tersebut, dan operator seluler lainnya yaitu Rightel dan sebagian layanan Irancell.

Melansir dari The Record Media, Mahsa Amini meninggal pada Jumat (16/9/2022) lalu, di dalam tahanan polisi moral Iran setelah ditahan karena dianggap mengenakan jilbab secara tidak pantas.

Baca juga: Ayah Mahsa Amini Sebut Otoritas Iran Berbohong soal Kematian Putrinya, Aksi Protes Terus Meluas

Sejak itu, protes telah menyebar ke sebagian besar wilayah Iran, dan tujuh demonstran tewas pada Rabu (21/9/2022), menurut organisasi hak asasi manusia.

Pada Rabu lalu, server WhatsApp dilaporkan mengalami gangguan di beberapa penyedia internet di Iran, hanya beberapa jam setelah Instagram diblokir, tambah NetBlocks.

Direktur NetBlocks, Alp Toker mengatakan bahwa pihaknya melacak pembatasan akses internet di Iran terjadi sejak Jumat pekan lalu, seiring dengan meningkatnya aksi protes atas kematian wanita berusia 22 tahun itu.

Pemadaman internet terjadi di Provinsi Kurdistan mulai Senin (19/9/2022), dan di beberapa daerah ibu kota Teheran.

Berita Rekomendasi

Toker mengungkapkan ada pemadaman total penggunaan internet di dekat kota kelahirannya yang berada di Provinsi Kurdistan, di mana Mahsa Amini dimakamkan dan tempat pusat protes terjadi.

“Mungkin yang paling mencolok adalah pembatasan Instagram hari ini – Iran telah melarang platform lain seperti Twitter dan Facebook selama beberapa tahun, dengan Instagram menjadi pengecualian dan salah satu dari sedikit outlet yang tersisa untuk berekspresi,” kata Toker.

Sebelumnya, banyak orang di Iran mengatasi pembatasan akses media sosial seperti Twitter dan Facebook melalui penggunaan Virtual Private Networks (VPN).

Namun, gangguan internet yang terjadi pada Rabu kemarin mempengaruhi konektivitas “di lapisan jaringan dan umumnya tidak dapat diatasi. dengan penggunaan perangkat lunak pengelakan atau VPN,” kata NetBlocks.

Ketika protes semakin berkembang, platform media sosial seperti Instagram dan Twitter telah menjadi titik kumpul utama bagi para pengunjuk rasa, dengan lusinan video yang menunjukkan para wanita membakar jilbab mereka menjadi viral.

Baca juga: Siapa Mahsa Amini? Wanita Iran yang Kematiannya Memicu Aksi Protes Besar-besaran di Berbagai Negara

Sebuah laporan yang diterbitkan organisasi nirlaba Access Now, yang membela hak-hak sipil digital orang-orang di seluruh dunia, menunjukkan Iran menutup akses ke internetnya sebanyak lima kali pada tahun 2021.

Hal itu menjadikan Iran sebagai negara kedua dengan penutupan akses internet terbanyak di dunia yang pernah dilacak Access Now.

Sementara itu, peretas yang terkait dengan kelompok Anonymous mengklaim pada Rabu pagi bahwa dia bertanggung jawab atas serangan siber di beberapa situs web yang berafiliasi dengan pemerintah Iran.

Peretas tersebut mengatakan hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan solidaritas dengan para pengunjuk rasa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas