Kabar Kudeta Terhadap Xi Jinping, Ahli Sebut Mustahil Terjadi
Kabar kudeta Xi Jinping yang beredar di media sosial di tepis oleh para ahli. Menurut ahli, Xi Jinping saat ini sedang menjalani karantina ketat.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Pendapat ahli mengenai ketidakmunculan Xi Jinping yakni terkait 'Kebijakan Nol Covid' yang ketat di negara itu.
Aadil Brar, seorang ahli di China, mengatakan bahwa Xi Jinping kemungkinan dikarantina setelah kembali dari Uzbekistan.
Berdasarkan kebijakan tersebut, setiap orang yang masuk ke China dari luar negeri harus menjalani karantina.
Selain itu, Aadul juga membagikan sebuah potongan video yang menunjukkan kegiatan politik di Beijing yang berjalan seperti biasanya.
Lebih lanjut, ahli itu juga membagikan surat ucapan selamat Xi Jinping kepada China News untuk menandai peringatan 70 tahun diterbitkan kemarin sekitar pukul 14:30 waktu Beijing.
Menurutnya, Xi Jinping akan muncul kembali di depan umum dalam beberapa hari ke depan.
"Lebih banyak bukti untuk membantah rumor 'kudeta'. Surat ucapan selamat Xi kepada China News untuk menandai peringatan 70 tahun diterbitkan kemarin sekitar pukul 14:30 waktu Beijing. Dia akan muncul kembali di depan umum dalam beberapa hari ke depan."
"Jika militer memulai 'kudeta', situs web PLA akan berhenti memposting konteks oleh Xi dan menghapus artikel sebelumnya. Tangkapan layar berasal dari situs web PLA," tulis Aadil Brar.
Sementara itu, Jurnalis Zakka Jacob yang menjabat Managing Editor CNN-News18 menilai kudeta militer tidak mungkin terjadi di Cina.
Pasalnya Xi Jinping memiliki kekuasaan institusional yang kuat atas China, yang membuat kudeta tidak mungkin terjadi.
Dikatakannya, Tentara Pembebasan Rakyat berada di bawah Komisi Militer Pusat (Central Military Commission/CMC).
"Xi Jinping, sebagai Sekretaris Jenderal PKC otomatis mengepalai CMC. Tentara adalah milik partai, bukan pemerintah," kata Jacob dikutip dari outlookindia.com.
Spekulasi tentang penahanan rumah Xi Jinping ini muncul setelah China menghukum mati dua mantan menteri awal pekan ini.
Dua menteri dan empat pejabat lainnya, yang dijatuhi hukuman seumur hidup, dilaporkan merupakan bagian dari 'faksi politik'.
Serentetan hukuman profil tinggi adalah bagian dari kampanye anti-korupsi China menjelang pertemuan politik bulan depan di mana Presiden Xi Jinping diperkirakan akan mengamankan masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya.
(Tribunnews.com/Tio)