Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peristiwa di Dunia pada 3 Oktober: Bersatunya Jerman Timur dan Jerman Barat

Berikut ini sejarah singkat di 3 Oktober yang merupakan hari bersejarah bagi masyarakat Jerman

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Peristiwa di Dunia pada 3 Oktober: Bersatunya Jerman Timur dan Jerman Barat
jagranjosh.com
Tembok Berlin - Berikut ini sejarah singkat di 3 Oktober yang merupakan hari bersejarah bagi masyarakat Jerman 

TRIBUNNEWS.COM - Hari ini, 3 Oktober, merupakan salah satu hari bersejarah untuk masyarakat Jerman.

Karena pada 3 Oktober, 32 tahun lalu, telah terjadi penyatuan kembali Jerman atau reunifikasi Jerman.

Peristiwa reunifikasi Jerman merupakan penyatuan antara Republik Demokratis Jerman (Jerman Timur) dengan Republik Federal Jerman (Jerman Barat).

Dari reunifikasi Jerman ini, terbentuklah bangsa Jerman yang baru setelah lebih dari 45 tahun berpisah.

Berpisahnya Jerman tersebut dalam bidang administratif hingga ideologis.

Perayaan reunifikasi Jerman ini pun dirayakan jutaan orang yang turun ke jalan.

Baca juga: 13 Agustus 62 Tahun Lalu, Tembok Berlin Mulai Dibangun

Jika ditarik ke belakang, terbaginya Jerman ini terjadi saat Jerman kalah di Perang Dunia II.

Berita Rekomendasi

Akibatnya, Jerman terbagi jadi empat zona.

Empat zona kekuasaan tersebut berada di bawah kekuasaan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Uni Soviet.

Pembagian zona tersebut diatur dalam Perjanjian Postdam yang disepakati 2 Agustus 1945.

Lalu, pada 1947 dan 1949, tiga zona yang diduduki AS, Inggris, dan perancis digabungkan.

Penggabungan tersebut membentuk Republik Federal Jerman.

Mengutip Kompas, wilayah tersebut yang disebut Jerman Barat.

Sedangkan Jerman Timur yang diduduki Uni Soviet menjadi Republik Demokratik Jerman.

Ketegangan perpecahan makin terlihat saat tahun 1961, yakni dibangunnya Tembok Berlin.

Namun, makin lama kekuatan ekonomi dan politik Uni Soviet melemah.

Melemahnya kekuatan Uni Soviet, intervensi politik di Jerman Timur pun berkurang.

Saat itu, rakyat Jerman Timur pun melakukan pemberontakan dan revolusi untuk melepas Jerman dari Uni Soviet.

Tembok Berlin.
Tembok Berlin. (jagranjosh.com)

Dorongan pemberontakan tersebut karena kebijakan Glasnost atau keterbukaan politik dan Perestroika atau restrukturisasi yang diterapkan Sekjen Uni Soviet, Mikhail Gorbachev gagal.

Puncaknya pada 1989, terjadi demonstrasi besar-besaran oleh masyarakat Jerman Timur dan peruntuhan Tembok Berlin.

Kemajuan pesat di Jerman Barat juga menimbulkan masyarakat Jerman Timur ingin bergabung.

Hancurnya Tembok Berlin ini disebut "Tirai Besi" oleh Churchill.

Hal tersebut juga jadi tanda runtuhnya rezim komunis di Jerman Timur.

Akhirnya, ribuan orang Jerman Timur berani melarikan diri ke Jerman Barat meski penjagaan ketat.

Lalu, Jerman Timur, Jerman Barat, Britania Raya, Perancis, AS, dan Uni Soviet mengadakan pertemuan sebagai syarat Persatuan kembali Jerman.

Dari pertemuan tersebut, lahirlah Perjanjian Dua Plus Empat atau Perjanjian Penyelesaian Akhir.

Perjanjuan tersebut memberikan kedaulatan penuh kepada Negara Jerman.

Lalu perwakilan dua Jerman, Republik Demokratik Jerman dan Republik Federal Jerman bergabung.

Perwakilan keduanya menandatangani Einigungsvertrag atau Perjanjian Persatuan pada 31 Agustus 1990.

Hingga pada 20 September 1990, Parlemen Rakyat atau Volkskammer mengadakan sidang dan sepakat untuk penyatuan.

Hingga pada akhirnya, 3 Oktober 1990, penyatuan Jerman terwujud.

Dengan adanya penyatuan tersebut, Republik Demokratik Jerman tak ada lagi, dan sekitar 16 juta warganya resmi bergabung dan membentuk negara Republik Federal Jerman yang baru.

Lalu, di akhir tahun 1990, diadakan pemilu untuk pertama kali sejak 1932.

Keluarlah Helmut Kohl dari koalisi Liberal-Kapitalis sebagai pemimpin.

Terpilihan Kohl ini membuat ideologi komunis Jerman berakhir dan berganti dengan ideologi Liberal Kapitalis.

(Tribunnews.com, Renald)(Kompas.com, Widya Lestari Ningsih/Gama Prabowo)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas