Kalah di Lyman, Pasukan Militer Rusia Diejek Dua Sekutu Dekat Vladimir Putin
Kekalahan pasukan Rusia di Kota Lyman, salah satu wilayah Ukraina yang dicaplok, memicu cemoohan dari dua sekutu Vladimir Putin.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Penarikan pasukan Rusia dari kota strategis di timur Ukraina memicu ejekan dari dua sekutu terkuat Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Hilangnya Kota Lyman, di Donetsk, membuat Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov buka suara.
Kemunduran pasukan Rusia di Kota Lyman, membuat bagian barat wilayah Luhansk dalam ancaman.
Kadyrov menyarankan Rusia mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir taktis berdaya rendah di Ukraina, lapor Reuters.
"Nepotisme di tentara tidak akan membawa kebaikan," kata Kadyrov, seraya menambahkan bahwa komandan pasukan Rusia di daerah itu harus dilucuti medalinya dan dikirim ke garis depan dengan senjata untuk menghapus rasa malunya dengan darah.
Penghinaan publik terhadap para jenderal Rusia, menunjukkan tingkat frustrasi di kalangan elit sekutu Putin.
Baca juga: Kemajuan Besar, Ukraina Menembus Pertahanan Rusia di Selatan
Kadyrov mengatakan kritiknya adalah kebenaran pahit tentang pasukan tempur Rusia yang menurutnya membiarkan orang biasa-biasa saja yang tidak berbakat mengecewakan negara.
Kadyrov sendiri sejak awal mendukung invasi Rusia ke Ukraina serta mengirim banyak militer Chechnya ke garis depan.
Ditanya tentang pernyataan Kadyrov pada Senin (3/10/2022) kemarin, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan:
"Ini adalah momen yang sangat emosional."
"Kepala daerah memiliki hak untuk mengungkapkan pandangan mereka," kata Peskov kepada wartawan.
"Bahkan pada saat-saat sulit, emosi tetap harus dikeluarkan dari penilaian apa pun."
Kekalahan di Ukraina dapat melemahkan Putin, kata Tatiana Stanovaya, sarjana non-residen di Carnegie Endowment for International Peace.
"Hingga September, elit Rusia telah membuat pilihan pragmatis untuk mendukung Putin sebagai penjamin kekalahan," kata Stanovaya.