Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Mau Dikirim Perang, Dua Pria Rusia Nekat Seberangi Laut Bering Menuju Alaska, Kini Ditahan AS

Dua pria Rusia nekat berlayar melintasi Selat Bering menuju Alaska, AS karena tidak ingin dikirim berperang di Ukraina.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
zoom-in Tak Mau Dikirim Perang, Dua Pria Rusia Nekat Seberangi Laut Bering Menuju Alaska, Kini Ditahan AS
AFP/STRINGER
Warga Rusia disambut oleh seorang sukarelawan setibanya di Kazakhstan melintasi titik penyeberangan perbatasan Syrym pada 27 September 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada 21 September mobilisasi ratusan ribu pria Rusia untuk mendukung tentara Moskow di Ukraina, memicu demonstrasi dan eksodus pria ke luar negeri. - Dua pria Rusia nekat berlayar melintasi Selat Bering menuju Alaska, AS karena tidak ingin dikirim berperang di Ukraina. 

Menyusul kabar ini, seorang juru bicara Kedutaan Rusia di Washington mengkonfirmasi soal kaburnya dua warga negaranya ke Alaska.

Kepada media Rusia, TASS, pihak Kedubes Rusia di AS berencana menghubungi kedua pria itu via telepon secepatnya. 

"Kedutaan mengetahui situasi dengan warga Rusia yang ditahan di negara bagian Alaska. Hari ini kami menerima pemberitahuan tentang ini dari cabang Anchorage dari US Customs and Border Guard Service," katanya.

Banyak penduduk Gambell secara etnis lebih dekat dengan komunitas pesisir Yupik Siberia daripada orang Alaska lainnya.

Penyeberangan dengan melintasi lautan yang berbahaya di selat itu jarang terjadi dalam beberapa dekade terakhir.

Dua belas pria Siberia melakukan penyeberangan pada tahun 2014, menandai penyeberangan pertama dalam 14 tahun.

Di tahun 1948, direktur FBI saat itu J Edgar Hoover memerintahkan penghentian penyeberangan oleh komunitas tradisional, karena mencurigai adanya pengunjung yang merupakan mata-mata Soviet.

Pasukan cadangan yang direkrut selama mobilisasi parsial mengucapkan selamat tinggal kepada kerabat dan teman saat mereka meninggalkan stasiun perekrutan di Saint Petersburg pada 27 September 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada 21 September mobilisasi ratusan ribu orang Rusia untuk mendukung tentara Moskow di Ukraina, memicu demonstrasi dan eksodus pria ke luar negeri. (Photo by AFP)
Pasukan cadangan yang direkrut selama mobilisasi parsial mengucapkan selamat tinggal kepada kerabat dan teman saat mereka meninggalkan stasiun perekrutan di Saint Petersburg pada 27 September 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada 21 September mobilisasi ratusan ribu orang Rusia untuk mendukung tentara Moskow di Ukraina, memicu demonstrasi dan eksodus pria ke luar negeri. - Dua pria Rusia nekat berlayar melintasi Selat Bering menuju Alaska, AS karena tidak ingin dikirim berperang di Ukraina. (Photo by AFP) (AFP/-)

Baca juga: Ukraina Rebut Sebagian Wilayah Kherson saat Zaporizhzhia Dihantam 7 Rudal Rusia

Baca juga: Ribut dengan Volodymyr Zelensky di Twitter, Elon Musk: Perang Merugikan Ukraina dan Dunia

Berita Rekomendasi

Larangan itu dijuluki sebagai "Tirai Es".

Penyeberangan dilanjutkan setelah Perang Dingin tetapi kemudian dilarang oleh otoritas Rusia, setelah seorang ayah dan anak tenggelam dalam perjalanan kembali dari Gambell ke pantai Siberia.

Pria usia wajib militer di Rusia membanjiri negara itu sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi untuk menopang invasinya ke Ukraina.

Dikabarkan wajib militer diperluas jangkauannya di antara masyarakat pedesaan yang lebih miskin dan etnis minoritas di Kaukasus, Mongolia dan Siberia.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas