Ukraina Rebut Sebagian Wilayah Kherson saat Zaporizhzhia Dihantam 7 Rudal Rusia
Ukraina merebut wilayah seluas lebih dari 500 kilometer persegi dan puluhan permukiman di Kherson saat tujuh rudal Rusia menghantam Zaporizhzhia.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
Gambar-gambar setelah serangan rudal hari Kamis menunjukkan lubang menganga yang dipenuhi puing-puing tempat sebuah blok apartemen lima lantai dulu berdiri.
Baca juga: Rusia: Uni Eropa Harus Putuskan di Mana Posisinya di Ukraina
Tidak ada tanggapan segera dari Rusia, yang invasinya ke Ukraina mulai terurai sejak serangan balasan Ukraina diluncurkan pada September.
Ribuan tentara Rusia telah mundur setelah garis depan runtuh, pertama di timur laut dan sejak awal minggu ini juga di selatan.
Kritik publik terhadap pejabat tinggi militer Rusia, yang dulu tabu, semakin meningkat.
Pada hari Kamis, seorang pejabat Rusia di Ukraina yang diduduki secara terbuka merenungkan gagasan Menteri Pertahanan Sergey Shoigu.
Pejabat itu kemudian menembak dirinya sendiri karena malu atas kegagalan militernya.
Militer Ukraina juga mengatakan sedang merebut kembali wilayah timur Luhansk dan Donetsk, yang sebagian telah dikendalikan oleh proksi Kremlin sejak 2014.
Pasukan Ukraina memperoleh keuntungan di tepi barat Sungai Dnieper, yang memotong melalui Kherson, tetapi militer Rusia dalam sebuah pengarahan mengatakan tentara menolak "upaya berulang kali untuk menerobos pertahanan kami".
Dorongan Ukraina lebih dalam ke Kherson menambah ketegangan pada pencaplokan Kremlin minggu lalu atas wilayah itu bersama dengan tiga lainnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah berjanji untuk mempertahankan wilayah Rusia, termasuk wilayah Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhia yang dianeksasi di Ukraina, dengan segala cara yang dimiliki militernya, termasuk senjata nuklir.
Keempat wilayah tersebut menciptakan koridor darat antara Rusia dan Semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Moskow pada 2014.
Baca juga: Ribut dengan Volodymyr Zelensky di Twitter, Elon Musk: Perang Merugikan Ukraina dan Dunia
Teror Rusia
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menuduh pasukan Rusia dengan sengaja menyerang warga sipil untuk menabur ketakutan.
"Teror Rusia harus dihentikan dengan kekuatan senjata, sanksi dan isolasi penuh," katanya.