18 Orang Tewas saat Hujan Monsun Timbulkan Kekacauan di India Utara
Hujan yang tak henti-hentinya telah melanda bagian utara India, memaksa sekolah-sekolah tutup di beberapa kota.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Seluruh tanaman padi, yang seharusnya bisa dipanen dalam dua minggu, telah rata dan Shukla sekarang menunggu cuaca cerah agar dia bisa menyelesaikan tugasnya dan menanam kentang.
Kerusakan tanaman dapat menyebabkan penurunan hasil dan penurunan kualitas panen.
Petani India biasanya menanam tanaman musim panas di bulan Juni-Juli dengan datangnya hujan monsun, dengan panen dimulai dari pertengahan September.
Tapi tahun ini siklus itu tertunda oleh curah hujan yang lebih rendah pada bulan Juni.
Sementara tanaman sekarang siap untuk panen, daerah dengan tekanan rendah membawa hujan lebat di bagian barat laut dan timur negara itu dan menunda akhir musim barat daya.
"Wilayah utara dan timur diperkirakan akan mengalami hujan lebat pada paruh pertama minggu ini," jelas seorang pejabat senior IMD.
"Sementara India selatan bisa mendapatkan curah hujan di atas rata-rata pada paruh kedua, katanya.
Baca juga: 147 Orang di Pakistan Tewas Akibat Hujan Monsun dalam Waktu Kurang dari Sebulan
Kerusakan tanaman kemungkinan akan mendorong kenaikan harga pangan lebih lanjut, kata seorang dealer yang berbasis di Mumbai dengan sebuah perusahaan perdagangan global.
Tetangga Pakistan juga dilanda banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya dan pemerintah di sana menyalahkan perubahan iklim atas hujan lebat yang tidak biasa dan mempercepat pencairan gletser Himalaya.
Hujan deras selama lima hari terakhir telah memicu tanah longsor dan banjir bandang di seluruh Nepal.
Membuat puluhan pejalan kaki dan pendaki asing terdampar di beberapa tempat, kata pihak berwenang di sana.
Oktober biasanya merupakan awal dari musim trekking yang cerah dan kering di Nepal.
Udara lebih bersih
Salah satu manfaat hujan adalah udara yang lebih bersih.