UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-232: Drone Kamikaze Serang Kyiv, Mykolaiv Dikepung Semalam
Berikut update perang antara Rusia dan Ukraina yang pada Kamis (13/10/2022) hari ini telah memasuki hari ke-232.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
Biden Sebut Rusia Tak Dapat Ubah Perbatasan
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan "dunia telah mengirimkan pesan yang jelas," setelah Majelis Umum PBB (UNGA) menyetujui resolusi pada Rabu yang mengutuk pencaplokan empat zona Ukraina oleh Rusia sebagai tindakan ilegal.
Baca juga: Pejabat Rusia: Perang Dunia Ketiga Bisa Pecah Jika Ukraina Gabung NATO
Menurut Biden, Rusia telah merusak dasar-dasar perdamaian dan keamanan internasional.
"Rusia merobek dasar-dasar perdamaian dan keamanan internasional. Taruhan konflik ini jelas bagi semua dan dunia telah mengirim pesan yang jelas sebagai tanggapan: Rusia tidak dapat menghapus negara berdaulat dari peta," kata Biden dalam sebuah pernyataan, Rabu.
"Rusia tidak dapat mengubah perbatasan dengan Rusia tidak dapat merebut wilayah negara lain sebagai miliknya."
"Hampir delapan bulan dalam perang ini, dunia baru saja menunjukkan bahwa mereka lebih bersatu, dan lebih bertekad dari sebelumnya untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas pelanggarannya."
Sekitar 143 anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa memilih untuk mengutuk upaya pencaplokan ilegal Rusia atas Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia menyusul referendum yang dicemooh oleh para pemimpin Barat sebagai tipuan.
Hanya empat anggota PBB yang memihak Moskow, yaitu Belarus, Korea Utara, Nikaragua, dan Suriah.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut resolusi itu "bersejarah" dalam sebuah tweet dan berterima kasih kepada negara-negara yang memberikan suara.
Selama sesi khusus darurat majelis di Ukraina, duta besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan pemungutan suara itu penting tidak hanya untuk masa depan Ukraina dan masa depan Eropa, tetapi juga untuk fondasi lembaga ini.
"Bagaimanapun, PBB dibangun di atas sebuah gagasan: bahwa tidak akan pernah lagi satu negara diizinkan untuk mengambil wilayah lain dengan paksa," kata Thomas-Greenfield.
Diplomat AS itu mengatakan resolusi itu menyerukan perdamaian dan de-eskalasi, serta menjelaskan bahwa AS menolak upaya aneksasi Rusia.
Baca juga: Belarus Semakin Dekat Gabung dengan Rusia untuk Perang di Ukraina
AS juga menolak penghinaan terhadap integritas teritorial, kedaulatan nasional, perdamaian dan keamanan.
"Hari ini Rusia menginvasi Ukraina. Tapi besok bisa jadi negara lain yang wilayahnya dilanggar. Anda bisa menjadi yang berikutnya. Apa yang Anda harapkan dari kamar ini?" katanya.