Korea Utara Lagi-lagi Luncurkan Rudal, Tindakan Korut Dinilai Mengancam Perdamaian & Keamanan Jepang
Serangkaian tindakan peluncuran rudal oleh Korut ini telah mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan, dan masyarakat internasional.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Lagi-lagi Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan peluru kendali (rudal) yang mengarah ke wilayah Jepang, Jumat (14/10/2022) dini hari tadi.
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada berulang kali melakukan protes keras terhadap Korut atas peluncuran rudal namun tidak diindahkan.
Baca juga: Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Balistik setelah AS dan Korea Selatan Gelar Latihan Bersama
"Ini jelas-jelas provokasi dan tidak dapat diterima," kata Menteri Pertahanan Jepang, Yasukazu Hamada, Jumat (14/10/2022) pagi.
"Ini adalah kedelapan kalinya dalam waktu singkat sejak akhir September bahwa Korea Utara telah berusaha untuk secara sepihak meningkatkan provokasinya," ujar Hamada.
Serangkaian tindakan Korea Utara ini telah mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan, dan masyarakat internasional.
"Jepang sama sekali tidak dapat menerimanya," tegas menteri Hamada.
Menurutnya, Jepang telah mengajukan protes keras kepada pihak Korea Utara melalui rute kedutaan di Beijing.
Korut dini hari tadi meluncurkan rudal balistik yang memiliki jangkauan sekitar 650 km, ketinggian maksimum sekitar 50 km, dan kecepatan Mach 6 (enam kali kecepatan suara).
"Kami mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang kemungkinan bahwa pesawat itu terbang pada lintasan yang tidak teratur. Ini adalah peluncuran rudal balistik pertama oleh Korea Utara sejak tanggal 9 Oktober," ujarnya.
Baca juga: Intelijen Amerika Prediksi Korut Bakal Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua saat Biden Kunjungi Asia
Menurut Kementerian Pertahanan Jepang, sekitar pukul 01.47, setidaknya satu rudal balistik diluncurkan dari sekitar ibu kota Korea Utara, Pyongyang ke arah timur.
Rudal itu berada pada ketinggian sekitar 50 km dan jarak penerbangan sekitar 650 km.
Kemungkinan telah terbang dengan lintasan yang tidak teratur, dan diperkirakan telah mendarat di Laut Jepang di luar ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Jepang.
Tidak ada laporan kerusakan kapal atau pesawat dari peluncuran tersebut.