Seusai Serangan Drone Kamikaze di Kyiv, Presiden Ukraina Tantang Rusia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengeluarkan nada menantang setelah drone Kamikaze menyerang Kyiv.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menantang Rusia dalam sebuah postingan di Telegram.
Tantangan tersebut keluar setelah Ibu Kota Ukraina, Kyiv, dihujani serangan drone Kamikaze dari Rusia.
Kyiv dihantam setidaknya empat kali oleh pesawat drone Kamikaze.
Petugas penyelamatan mengatakan, setidaknya 18 orang selamat dari puing-puing reruntuhan setelah drone Kamikaze menyerang apartemen.
"Sepanjang malam dan sepanjang pagi, musuh meneror penduduk sipil. Drone dan rudal Kamikaze menyerang seluruh Ukraina. Sebuah bangunan tempat tinggal dihantam di Kyiv," kata Zelensky, dikutip dari CNN.
"Musuh dapat menyerang kota-kota kita, tetapi tidak akan mampu menghancurkan kita."
Baca juga: Apa Itu Drone Kamikaze? Senjata Udara yang Digunakan Rusia Serang Kyiv Ukraina
"Para penjajah hanya akan mendapatkan hukuman dan kutukan yang adil dari generasi mendatang. Dan kita akan mendapatkan kemenangan," lanjutnya.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan, telah menghancurkan puluhan Shahed-136 buatan Iran - yang dikenal sebagai drone "kamikaze" - di selatan dan timur Ukraina pada Senin dini hari.
Kejadian ini terjadi setelah Moskow menembakkan ratusan rudal ke sasaran sipil dalam serangan mematikan di Ukraina pekan lalu.
Ledakan Terdengar di Ibu Kota
Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan drone Kamikaze milik Rusia telah menghancurkan sejumlah bangunan tempat tinggal.
Drone Kamikaze milik Rusia ditembakkan saat jam sibuk di Kyiv yang menyebabkan beberapa kebakaran dan merusak gedung apartemen.
Baca juga: Ibu Kota Ukraina Diserbu Ledakan di Pagi Hari, Tepat Sepekan setelah Rusia Bombarbir Kyiv
Wartawan dari Kantor Berita AFP menyebutkan, terdapat dua ledakan sekitar pukul 06.35 dan 06.45 waktu setempat, tak lama setelah sirene serangan udara berbunyi.
Sementara itu, saksi mata mengatakan kepada kantor berita Reuters ada dua ledakan.