Pengungsi Ukraina Diminta untuk Tetap di Luar Negeri Selama Musim Dingin
Pengungsi Ukraina yang ada di luar negeri diminta untuk tidak pulang selama musim dingin. Hal ini berkaitan dengan pemadaman listrik di Ukraina.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
Pada hari Jumat, Zelensky menuduh Rusia menanam ranjau di bendungan pembangkit listrik tenaga air di wilayah Kherson di Ukraina selatan, yang berada di bawah kendali pasukan Moskow.
Dia mengatakan jika pembangkit listrik tenaga air Kakhovka dihancurkan, ratusan ribu orang akan berada dalam bahaya banjir.
Baca juga: Apa Itu Bom Kotor dan Mengapa Rusia Menuduh Ukraina Menggunakannya?
Rusia membantah rencana meledakkan bendungan dan mengatakan Ukraina menembakkan rudal ke sana.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari, badan pengungsi PBB telah mencatat sekitar 7,7 juta pengungsi dari Ukraina di seluruh Eropa, termasuk Rusia, dari populasi sekitar 44 juta.
Rusia Tuduh Ukraina Gunakan 'Dirty Bomb'
Rusia mengklaim ada lembaga ilmiah di Ukraina, yang menampung teknologi yang dibutuhkan untuk membuat dirty bomb atau bom kotor.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya memiliki informasi yang menunjukkan Kyiv sedang merencanakan provokasi terkait dengan ledakan bom kotor.
"Tujuan dari provokasi ini adalah untuk menuduh Rusia menggunakan senjata pemusnah massal di teater operasi Ukraina dan dengan demikian meluncurkan kampanye anti-Rusia yang kuat di dunia yang bertujuan untuk merusak kepercayaan di Moskow," ujar Kepala Radiasi Rusia, Igor Kirillov, dikutip dari CNN.
Baca juga: Bank Dunia Kucurkan Dana Tambahan Senilai 500 Juta Dolar AS untuk Bantu Ukraina
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, membuat klaim tersebut dalam panggilan telepon dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin pada 23 Oktober, menurut seorang pejabat AS yang mengetahui percakapan tersebut.
Shoigu juga membuat komentar serupa kepada rekan-rekannya di Prancis dan Inggris.
Rusia berencana untuk mengajukan tuduhannya terhadap Ukraina di Dewan Keamanan PBB pada 25 Oktober, menurut Reuters.
(Tribunnews.com/Whiesa)