Kemlu: 2 WNI Luka Ringan Akibat Insiden Perayaaan Halloween di Itaewon Korea Selatan
Perayaan pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan berubah menjadi tragedi mematikan.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
Setiap tahun, orang banyak yang mengenakan kostum berkumpul untuk perayaan Halloween.
Baca juga: Pemerintah Korsel Tangani Ribuan Laporan Orang Hilang Terkait Tragedi Pesta Halloween di Itaewon
Kerumuman besar yang terjadi pada perayaan Halloween 2022 diduga karena di tahun ini merupakan Halloween pertama dalam tiga tahun yang diadakan tanpa batasan pandemi.
Tahun lalu, bahkan di tengah pandemi yang sedang berlangsung, banyak orang berkumpul di Itaewon untuk merayakan Halloween.
Terkait insiden ini, Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min mengklaim tragedi itu tidak dapat dicegah dengan mengerahkan lebih banyak petugas polisi.
"Ini bukan pertemuan dalam jumlah besar yang menimbulkan kekhawatiran khusus atau ukuran yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya," kata Lee pada briefing yang diadakan di kompleks pemerintah di Seoul, Minggu.
Lee mengakui saat itu sebagian besar polisi dikerahkan ke wilayah Gwanghwamun, di mana beberapa protes sedang terjadi.
Para ahli menyebut dalam insiden ini sangat sulit untuk mencari pihak yang harus bertanggung jawab, karena acara Halloween di Itaewon diadakan tanpa penyelenggara.
"(Untuk jenis acara lainnya) penyelenggara dapat dihukum berdasarkan hukum (karena salah urus), tetapi sulit bagi seseorang untuk menyalahkan acara tersebut karena ini adalah acara sukarela tanpa penyelenggara," Yeom Gun-woong, rofesor di Departemen Administrasi Polisi & Pemadam Kebakaran di U1 University.
"Ketika petugas penyelamat tiba di tempat kejadian, jumlah korban lebih parah dari yang diperkirakan. Pihak berwenang harus memobilisasi ambulans dan petugas penyelamat di seluruh wilayah Seoul yang lebih luas," lanjutnya.
Kendaraan darurat dan petugas penyelamat tidak dapat dengan mudah mendekati lokasi karena kemacetan lalu lintas dan keramaian meskipun tragedi itu terjadi hanya 100 meter dari stasiun pemadam kebakaran terdekat.
"Acara yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga lokal harus memiliki rencana dan tindakan keselamatan jika lebih dari 1.000 orang diharapkan untuk berpartisipasi. Tapi ini adalah acara distrik tanpa penyelenggara khusus, tidak memiliki fungsi kontrol keamanan," kata profesor Lee Young-ju dari Departemen Kebakaran dan Bencana di Universitas Seoul.
"Ini adalah bencana yang sebenarnya bisa dikendalikan atau dicegah. Tapi ini tidak diurus, dengan tidak ada yang mengambil tanggung jawab di tempat pertama," lanjutnya.