Korea Selatan Tingkatkan Pengawasan di Stasiun Kereta Bawah Tanah Pasca Tragedi di Itaewon
Pemerintah Korea Selatan mulai meningkatkan pemantauan di beberapa pusat keramaian seperti stasiun kereta bawah tanah setelah tragedi Itaewon
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Pemerintah Korea Selatan mulai meningkatkan pemantauan di beberapa pusat keramaian seperti stasiun kereta bawah tanah setelah tragedi berdarah pesta Halloween di distrik Itaewon akhir pekan lalu.
"Situasi berisiko tinggi serupa dapat terjadi pada jam sibuk kereta bawah tanah," kata Perdana Menteri Han Duck-soo, mendesak polisi untuk merespons dengan tepat guna mencegah kecelakaan akibat kepadatan.
Han menambahkan bahwa mulai Jumat (4/11/2022) pihak kepolisian akan dikerahkan ke stasiun kereta bawah tanah di ibu kota untuk bergabung dengan pejabat metro dalam kegiatan pengendalian massa.
Baca juga: Pasca Tragedi Itaewon, Pemerintah Korsel Tingkatkan Langkah-langkah Keamanan
Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (4/11/2022) Kepala Kepolisian Nasional Korea, Komisaris Jenderal Yoon Hee-keun pada awal pekan ini mengakui pengendalian massa di tempat kejadian 'tidak memadai'.
Selain itu, pihaknya juga dianggap lamban dan lalai dalam merespon panggilan darurat beberapa jam sebelum tragedi berdarah tersebut.
“Pengendalian kerumunan yang tepat dan kontrol lalu lintas oleh pihak berwenang dapat mencegah atau setidaknya mengurangi lonjakan pengunjung pesta Halloween di gang-gang,” kata para ahli.
Tragedi Berdarah Itaewon
Distrik Itaewon yang terkenal sebagai tempat untuk merayakan pesta Halloween di Korea Selatan, penuh sesak dibanjiri lautan manusia pada akhir pekan kemarin.
Seorang saksi mata mengatakan bahwa tragedi berdarah itu meletus ketika orang-orang mulai berhamburan ke satu gang yang sangat sempit dan miring.
Baca juga: Warga Seoul Berbagi Saat Berkabung Atas Tragedi Halloween Itaewon, Sumbang Bunga hingga Makanan
Seketika banyak korban yang terjatuh dan terinjak-injak serta diperkirakan mengalami serangan jantung hingga mati lemas di lokasi kejadian.
Akibat insiden itu, sebanyak 156 orang dinyatakan tewas, 187 orang lainnya menderita luka-luka.