Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tentara Bayaran Rusia Wagner Buka Markas Resmi Pertamanya di Saint Petersburg

Wagner Group, kelompok tentara bayaran Rusia telah membuka markas resmi pertamanya di Kota Saint Petersburg pada Jumat (4/11/2022).

Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Tentara Bayaran Rusia Wagner Buka Markas Resmi Pertamanya di Saint Petersburg
AFP
Vladimir Putin (kiri) dan Yevgeny Prigozhin (kanan). - Wagner Group, kelompok tentara bayaran Rusia telah membuka markas resmi pertamanya di Kota Saint Petersburg pada Jumat (4/11/2022). 

Dua yang akan disalahkan adalah Yury Kovalchuk, pemodal Putin dan Shoigu, orang-orang yang diyakini paling sering menekan Putin untuk melancarkan invasi dan memperkirakan Kyiv dapat direbut dalam tiga hari.

Khodorkovsky menuduh Putin menggunakan pasukan bayaran seperti Wagner, yang sering merekrut orang dari penjara, karena memungkinkan dia untuk berbohong, menyangkal tanggung jawab dan menerapkan kebijakan luar negeri ilegal.

"Mereka terlibat dalam terorisme dan pembunuhan," katanya, seraya menambahkan Inggris dan negara-negara lain terlalu lambat untuk melarang kelompok itu seperti itu, meskipun aktivitasnya "teroris" jelas di Afrika.

Memulai kembali wajib militer akan menjadi keputusan politik yang sangat berbahaya bagi Putin, kata Khodorkovsky.

Khodorkovsky menambahkan perlawanan terhadap mobilisasi telah memaksanya untuk mengakhiri proses tersebut sebelum waktunya.

Dia mengklaim 700.000 orang telah meninggalkan Rusia setelah mobilisasi dan mengatakan ini merupakan pukulan serius bagi industri pertahanan Putin dan bagi perekonomian Rusia, berpotensi pukulan yang lebih signifikan bagi perekonomian Rusia daripada sanksi normal yang dikenakan oleh barat.

Khodorkovsky mendesak Inggris untuk menerima banyak dari orang-orang buangan Rusia ini.

Berita Rekomendasi

"Orang-orang ini adalah orang-orang yang paling aktif dan berpendidikan dengan kemampuan keuangan tertentu termasuk 30.000 programmer Rusia yang sebagian besar berbasis di Siprus," katanya sebagaimana dikutip The Guardian.

"Ini telah secara signifikan memukul kemampuan Rusia untuk mengejar perang dunia maya."

Demikian pula, dia mengatakan banyak insinyur Rusia yang dibutuhkan untuk reproduksi senjata presisi tinggi telah meninggalkan negara itu.

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas