Respon Polisi Korea atas Tragedi Pesta Halloween Itaewon Menyisakan Keraguan
Polisi telah mengoperasikan divisi investigasi khusus untuk mengungkap penyebab tragedi pesta Halloween di Itaewon pada 29 Oktober itu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Selain itu, Lee dituduh membuat laporan palsu.
Kantor Polisi Yongsan melaporkan bahwa Lee mulai membuat perintah di lokasi kejadian pada pukul 10.20 malam.
Ia memulainya dengan memberikan perintah untuk mengendalikan lalu lintas, ini tidak sesuai dengan klaim tim inspeksi yang menyatakan bahwa Lee tiba di tempat kejadian setelah jam 11 malam.
Kantor Polisi Yongsan melaporkan bahwa perintah berikutnya dibuat sekitar tengah malam, isinya adalah memerintahkan petugas untuk mengamankan jalur ambulans.
Polisi lainnya, Ryu Mi-jin dari Kepolisian Metropolitan Seoul, tidak berada di ruang situasi yang ditentukan untuk menanggapi tragedi itu.
Sebaliknya, ia berada di kantornya sendiri saat insiden tersebut terjadi. Ryu diberitahu tentang tragedi itu pada pukul 11.39 malam.
Kesalahan dalam sistem notifikasi polisi terungkap' telah menyebar ke jajaran atas'. Kepala Badan Kepolisian Metropolitan Seoul Kim Kwang-ho diberitahu tentang tragedi itu pada pukul 11.36 malam.
Sementara itu, Kepala Badan Kepolisian Nasional (NPA), Yoon Hee-keun diberitahu pada pukul 12.14, keesokan harinya setelah perisitwa naas itu.
Laporan berita lokal menunjukkan bahwa tidak ada cukup tenaga polisi untuk menanggapi tragedi tersebut, karena banyak yang dikerahkan ke lokasi aksi protes di luar Itaewon.
Perlu diketahui, pada hari kejadian, ada 15 aksi protes yang terjadi di pusat kota Seoul, termasuk di Jongno-gu, Namdaemun dan Yongsan-gu.
Semua regu anti huru hara di bawah Kepolisian Metropolitan Seoul dikerahkan ke lokasi protes.
Polisi Metropolitan Seoul juga memanggil 8 regu anti huru hara dari kantor polisi di luar Seoul agar bersiaga untuk kemungkinan kericuhan protes.
Meskipun seorang petugas dari Kantor Polisi Yongsan meminta pengerahan regu anti huru hara di Itaewon untuk mengelola kerumunan di sana sekitar dua jam sebelum insiden terjadi, Kantor Polisi Yongsan menolak permintaan tersebut, dengan mengatakan bahwa beberapa aksi protes belum selesai.
Menurut politisi Lee Sung-man dari oposisi utama Partai Demokrat Korea, polisi lebih fokus pada pengaturan penggunaan narkoba di daerah Itaewon pada malam tragedi, dibandingkan pengendalian massa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.