Ukraina Ingin KTT G20 Bahas Penderitaan Ribuan Anak yang Dideportasi ke Rusia: Ini adalah Genosida
Ukraina ingin KTT G20 di Bali bulan ini membahas penderitaan ribuan anak-anak yang dideportasi ke Rusia.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina ingin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali bulan ini membahas penderitaan ribuan anak-anak yang dideportasi ke Rusia.
Kepala Staf Presiden Andriy Yermak mengatakan Rusia terus melakukan kejahatannya terhadap anak-anak Ukraina.
"Federasi Rusia terus melakukan kejahatannya sehubungan dengan anak-anak Ukraina. Penghapusan anak-anak terus berlanjut," kata Yermak pada pertemuan yang dipimpinnya dari sekelompok pejabat yang bertanggung jawab atas perlindungan anak, Selasa (8/11/2022).
Yermak mengatakan diskusi tentang pemulangan anak-anak harus dimulai pada KTT G20, yang dimulai di Indonesia pada 15 November.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diperkirakan akan menghadiri KTT G20 dari jarak jauh, meskipun Ukraina bukan anggota.
Dilaporkan minggu ini bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin tidak hadir meskipun menjadi bagian dari kelompok itu.
Baca juga: Dubes Ukraina Pastikan Presiden Zelenskyy Akan Ambil Bagian pada KTT G20 Bali
"Kita benar-benar perlu menarik perhatian dunia atas apa yang terjadi, karena ini adalah genosida mutlak terhadap Ukraina, anak-anak Ukraina, negara kita," kata Yermak sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Utusan Amerika Serikat (AS) untuk PBB mengatakan pada awal September lebih dari 1.800 anak telah dipindahkan ke Rusia dari wilayah Ukraina yang dikuasai Moskow pada Juli saja.
Ukraina ingin deportasi semacam itu diselidiki sebagai kejahatan perang.
Sementara itu, pernyataan dari kantor Zelensky mengatakan Biro Informasi Nasional Ukraina menunjukkan 10.500 anak telah dideportasi atau dipindahkan secara paksa.
Menteri Ukraina yang bertanggung jawab untuk mengintegrasikan kembali wilayah yang diduduki Rusia mencatat pada pertemuan itu bahwa hanya 96 anak yang telah dikembalikan.
Bulan lalu, Kyiv mengatakan sedang bekerja untuk membawa kembali 32 anak yang dikatakan telah dipindahkan secara paksa dari orang tua mereka dan diadopsi secara ilegal di Rusia.
Yermak mengatakan Ukraina dapat mengandalkan bantuan PBB.
Tetapi dia menyatakan kembali kurangnya kepercayaan Ukraina dalam bantuan dari Komite Internasional Palang Merah (ICRC).