Bertemu di Nusa Dua, Joe Biden Minta China Melobi Korut, Batalkan Ujicoba Senjata Nuklir
Presiden Joe Biden bertemu Xi Jinping selama lebih dari tiga jam sehari menjelang KTT G20 di Bali, Senin, 14 November 2022.
Editor: Choirul Arifin
Pejabat AS menuduh China dan Rusia mendukung Pyongyang dengan gagal menegakkan sanksi Dewan Keamanan PBB dengan benar.
China dan Rusia mendukung sanksi yang lebih keras setelah uji coba nuklir terakhir Korea Utara pada tahun 2017.
Baca juga: Soal Uji Coba Nuklir, Biden Yakin China Tidak Mengharapkan Eskalasi di Korea Utara
Tetapi pada bulan Mei keduanya memveto dorongan yang dipimpin AS untuk lebih banyak hukuman PBB atas peluncuran rudal balistiknya yang diperbarui.
Daniel Russel, diplomat top AS untuk Asia Timur di bawah mantan Presiden Barack Obama, yakin China memang memiliki pengaruh.
"Prospek postur militer AS yang ditingkatkan sebagai bagian dari kerja sama keamanan trilateral yang kuat dengan Jepang dan Korea Selatan dapat memotivasi Beijing untuk mengendalikan Pyongyang secara lebih efektif daripada yang telah dilakukan oleh para diplomat AS," katanya.
Christopher Johnstone, seorang pakar Asia Timur di Pusat Kajian Strategis dan Internasional Washington, mengatakan bahwa sejarah menunjukkan bahwa China lebih cenderung berusaha menahan Korea Utara jika diyakini Washington bersiap untuk mengambil tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan Beijing.
Baca juga: Bertemu Xi Jinping Tiga Jam di Bali, Joe Biden Keberatan Sikap Agresif China ke Taiwan
"Presiden Biden mengisyaratkan rencana untuk memperkuat postur pasukan AS di Semenanjung (Korea) dan di kawasan itu jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir - tanggapan yang mungkin tidak akan disukai Beijing.
"Apakah itu akan berhasil? Mungkin tidak, dan tidak jelas apakah China dapat mencegah tes dalam hal apa pun. Tapi ini adalah upaya untuk memberi China taruhan, rasa tanggung jawab atas kejadian dan konsekuensi yang dihasilkan," kata Johnstone.
Editor: Herlina Kartika Dewi | Sumber: Kontan