Media Rusia Perkenalkan Kameramennya yang Ototnya Dipuji Presiden AS Joe Biden di KTT G20 Bali
Tubuh atletis Yuri memang langsung menarik perhatian Biden saat berjalan-jalan bersama para delegasi negara lainnya di Bali pada Rabu kemarin.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media Rusia memperkenalkan juru kamera Channel One Russia, Yuri Sholmov, yang bikin kaget Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat melihat otot sang kamerawan dalam KTT G20 di Bali.
Momen tersebut terjadi pada hari kedua KTT G20 pada Rabu (16/11/2022) yang mana agendanya adalah menanam bakau di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali.
Dalam kegiatan tersebut, para pemimpin negara anggota G20 kerap kali dikelilingi para jurnalis yang
Joe Biden tiba-tiba menghampiri seorang cameraman saat Biden sedang berbincang dengan Presiden Jokowi dan Presiden Prancis Emmanuel Macron serta sejumlah pemimpin negara lainnya.
Saat berada di depan cameraman Rusia bernama Yuri Sholmov itu, Biden mengaku 'khawatir' ketika melihat otot-otot yang menonjol pada tubuh cameraman tersebut.
Biceps atau biseps merupakan otot yang terletak pada bagian depan lengan atas yang terdiri dari short head dan long head yang memiliki fungsi sebagai otot tunggal.
Baca juga: Perdamaian Masih Jauh, Rusia-Ukraina Hanya Berdebat di Media
Tubuh atletis Yuri memang langsung menarik perhatian Biden saat berjalan-jalan bersama para delegasi negara lainnya di Bali pada Rabu kemarin.
Sambil tertawa, dia berharap orang Rusia itu 'berada pada pihak yang sama' dengannya.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (17/11/2022), Sholmov yang merupakan operator kamera Channel One Russia, bertemu Biden dan sejumlah pemimpin negara Barat lainnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia pada Selasa lalu.
Biden, yang selalu membanggakan kebugaran fisiknya sepanjang karir politiknya, langsung menyebut otot Sholmov yang dianggap seperti 'senjata' Rusia.
"Ngomong-ngomong, saya sangat khawatir dengan 'bisep' orang ini, bisepnya sebesar betis saya, saya harap kita berada di pihak yang sama," kata Biden sambil menunjuk ke arah Sholmov.
Pernyataan Biden ini tentu saja disambut tawa delegasi lainnya yang mendengar apa yang ia sampaikan kepada cameraman Rusia itu.
Termasuk Macron dan Jokowi yang turut tertawa mendengar kelakar Biden.
Saat diberitahu bahwa Sholmov sebenarnya merupakan orang Rusia, Biden pun berkomentar 'tidak peduli siapa dan dari mana pemuda itu berasal'.
Karena ia menganggap otot yang menonjol pada tubuh Sholmov adalah hal yang nyata dan layak disebut sebagai senjata.
"Saya tidak peduli siapa dia. Dia punya beberapa otot bisep yang nyata, kami menyebutnya senjata," tegas Biden.
Saat Biden berceletuk mengenai otot Sholmov, Presiden Perancis Emmanuel Macron yang kebetulan berada di dekatnya turut berkomentar.
“Latihannya bagus,” ucap Macron.
Mengejutkan, Rusia Puji Amerika
Sementara itu secara mengejutkan, Rusia memuji Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden.
Hal itu terkait ketenangan Biden dalam menanggapi insiden rudal yang menghantam Polandia.
Sebuah desa di Polandia yang berbatasan dengan Ukraina dihantam rudal yang menewaskan dua orang, Selasa (15/11/2022).
Awalnya, Rusia yang dituduh melakukan serangan rudal tersebut.
Namun, setelah dilakukan investigasi rudal tersebut berasal dari Ukraina.
Presiden Polandia Andrezj Duda meyakini bahwa rudal tersebut berasal dari sistem pertahanan Ukraina, yang berusaha menghalau rudal Rusia.
Duda pun mengungkapkan insiden tersebut merupakan kesalahan.
Joe Biden sendiri tak langsung menghakimi bahwa Rusia yang melakukan serangan rudal ke Polandia.
Biden bahkan salah satu pihak yang mengungkapkan keraguannya bahwa rudal yang menghantam Polandia berasal dari Rusia.
Baik pejabat Departemen Luar Negeri AS dan Pentagon menghindari berspekulasi mengenai sumber serangan atau menyalahkan langsung Rusia atas insiden tersebut.
Mereka hanya mengatakan bahwa AS akan menghormati komitmennya untuk mempertahankan wilayah NATO, jika fokusnya adalah serangan langsung.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov melontarkan pujiannya ke Biden meski tak secara langsung.
Ia mengatakan bahwa insiden ini menunjukkan bahwa tak boleh terburu-buru dalam melontarkan penghakiman dan pernyataan yang bisa mengekskalasi situasi.
Ia pun menunjuk bahwa respons terkendali dari Biden sebagai contoh bagaimana menghindari krisis sebelum semua fakta dari suatu insiden dipublikasikan.
“Terkait kasus ini, masuk akal untuk memperhatikan tanggapan yang terkendali dan jauh lebih profesional dari pihak Amerika dan Presiden Amerika,” katanya dilansir dari Newsweek.
Biden sendiri sempat melakukan pertemuan dengan sekutu Barat di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, tak lama setelah kabar serangan itu.
Tak lama kemudian Juru Bicara Dewan Nasional Keamanan AS, Adrienne Watson, mengeluarkan pernyataan simpati kepada Polandia.
Ia juga mengungkapkan penggunaan rudal oleh Ukraina untu menanggapi serangan Rusia dibenarkan.
Sumber : Newsweek/ussia Today/Kompas.TV