Turki Serang Suriah dan Irak, Targetkan Kurdi yang Dianggap Tanggung Jawab atas Pemboman di Istanbul
Turki meluncurkan serangan udara ke Suriah dan Irak, menargetkan kelompok Kurdi yang dianggap bertanggung jawab atas pemboman di Istanbul.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Turki meluncurkan serangan udara di wilayah utara Suriah dan Irak, kata Kementerian Pertahanan Turki pada Minggu (20/11/2022).
Turki menargetkan kelompok Kurdi yang dianggap bertanggung jawab oleh Ankara atas serangan bom pekan lalu di Istanbul.
Pesawat tempur menyerang pangkalan Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang, atau PKK, dan Unit Perlindungan Rakyat Suriah, atau YPG, kata Kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Kementerian mengutip hak Turki untuk membela diri di bawah Pasal 51 Piagam PBB dalam meluncurkan operasi yang disebut Claw-Sword pada Sabtu malam.
Dikatakan pihaknya menargetkan daerah yang digunakan sebagai "basis oleh teroris dalam serangan mereka di negara kita".
Turki mengatakan pihaknya sedang berusaha untuk mencegah serangan, mengamankan perbatasan selatannya dan menghancurkan terorisme pada sumbernya.
Baca juga: Turki Luncurkan Serangan Udara yang Menargetkan Militan Kurdi di Suriah dan Irak
Pernyataan itu diunggah bersama foto pesawat tempur F-16 lepas landas dan rekaman serangan dari sebuah drone udara.
"Waktu pengembalian! Mereka dimintai pertanggungjawaban atas serangan berbahaya mereka," tulis Kementerian.
Kantor berita DHA melaporkan bahwa F-16 lepas landas dari lapangan terbang di Malatya dan Diyarbakir di Turki selatan sementara drone diluncurkan dari Batman.
Menteri Pertahanan Hulusi Akar mengawasi serangan udara dari pusat operasi dan memberi selamat kepada pilot dan staf darat.
"Tujuan kami adalah untuk memastikan keamanan 85 juta warga kami dan perbatasan kami dan untuk membalas setiap serangan berbahaya di negara kami," katanya, menurut pernyataan Kementerian yang dikutip AP News.
"Tempat berlindung, bunker, gua, terowongan, dan gudang milik teroris dihancurkan dengan sukses besar."
"Apa yang disebut markas besar organisasi teroris juga dihantam dan dihancurkan dengan serangan langsung," lanjut Akar.
Serangan udara itu menargetkan Kobani, sebuah kota strategis Suriah yang mayoritas penduduknya Kurdi di dekat perbatasan Turki yang sebelumnya coba diambil alih oleh Ankara dalam rencananya untuk membangun "zona aman" di sepanjang Suriah utara.
Juru bicara Pasukan Demokrat Suriah Farhad Shami dalam sebuah tweet menambahkan bahwa dua desa yang berpenduduk padat dengan orang-orang terlantar berada di bawah pemboman Turki.
Dia mengatakan serangan itu telah mengakibatkan kematian dan cedera.
Media lokal melaporkan bahwa kota Sinjar di Irak utara juga menjadi sasaran.
Baca juga: Pengadilan Turki akan Dakwa 17 Tersangka Pemboman di Istanbul, 1 Pelaku Wanita Teridentifikasi
Media oposisi Suriah melaporkan bahwa serangan udara Turki menargetkan posisi SDF yang dipimpin Kurdi.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, sebuah pemantau perang oposisi, melaporkan bahwa serangan itu juga menghantam posisi tentara Suriah dan setidaknya 12 orang tewas, termasuk SDF dan tentara Suriah.
Observatorium mengatakan sekitar 25 serangan udara dilakukan oleh pesawat tempur Turki di lokasi pedesaan Aleppo, Raqqa dan Hasakah.
Di negara tetangga Irak, Konsulat Jenderal AS di Erbil mengatakan sedang memantau laporan sumber terbuka yang kredibel"tentang potensi aksi militer Turki di Suriah utara dan Irak utara dalam beberapa hari mendatang.
Otoritas yang dipimpin Kurdi di timur laut Suriah mengatakan pada Sabtu bahwa jika Turki menyerang, maka para pejuang di daerah itu akan memiliki hak untuk melawan dan mempertahankan daerah kami dengan cara yang besar yang akan membawa wilayah itu ke dalam perang yang panjang.
Turki telah meluncurkan tiga operasi lintas batas besar ke Suriah sejak 2016 dan telah menguasai beberapa wilayah di utara.
Awal tahun ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam operasi lain di Suriah utara.
Pasukan Turki meluncurkan operasi darat dan udara baru, yang dijuluki Claw-Lock, melawan PKK di Irak utara pada bulan April.
Sementara itu, serangan udara Turki pada Minggu terjadi setelah sebuah bom mengguncang jalan yang ramai di jantung Istanbul pada 13 November, menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 80 lainnya.
Otoritas Turki menyalahkan serangan itu pada PKK dan afiliasinya di Suriah, YPG.
Namun, kelompok militan Kurdi membantah terlibat.
Ankara dan Washington sama-sama menganggap PKK sebagai kelompok teror, tetapi tidak setuju dengan status YPG.
Di bawah panji Pasukan Demokrat Suriah, YPG telah bersekutu dengan AS dalam perang melawan kelompok Negara Islam di Suriah.
PKK telah melakukan pemberontakan bersenjata di Turki sejak 1984.
Konflik tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang sejak saat itu.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)