Kejaksaan Ukraina Temukan Empat Tempat yang Diduga Digunakan Pasukan Rusia Sebagai Ruang Penyiksaan
Ditemukan benda-benda di gedung yang diperiksa termasuk tongkat karet, tongkat kayu, borgol, lampu pijar, dan lainnya.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Kantor Kejaksaan Ukraina melaporkan telah mengidentifikasi empat tempat di Kherson, yang dicurigai digunakan pasukan Rusia untuk menyiksa orang sebelum mereka meninggalkan kota itu.
Dalam sebuah pernyataan di aplikasi perpesanan Telegram, Kejaksaan Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah mendirikan "lembaga penegak hukum semu" di pusat penahanan dan gedung polisi di kota Ukraina selatan.
Polisi, jaksa, dan ahli Ukraina mendasarkan temuan mereka pada dokumen yang ditandatangani pasukan Rusia yang menduduki Kherson segera setelah Moskow menginvasi Ukraina pada Februari, kata pernyataan itu.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-272: Ukraina Evakuasi Warga Sipil dari Kherson dan Mykolaiv
Mereka juga menemukan benda-benda di gedung yang diperiksa termasuk tongkat karet, tongkat kayu, borgol, lampu pijar, dan peluru yang ditemukan di dinding, menurut pernyataan kejaksaan Ukraina.
"Berbagai metode penyiksaan, kekerasan fisik dan psikologis diterapkan pada orang-orang di sel dan ruang bawah tanah," kata kantor kejaksaan Ukraina, yang dikutip dari Channel News Asia.
Kremlin membantah tuduhan penyiksaan terhadap warga sipil dan tentara. Sebaliknya, Moskow menuduh Ukraina melakukan pelanggaran semacam itu di tempat-tempat yang sebelumnya diduduki Rusia seperti Kota Bucha, dekat ibukota Ukraina Kyiv.
Media berita Reuters mengidentifikasi sebuah gedung polisi di Kherson, yang menurut lebih dari setengah lusin penduduk digunakan untuk menginterogasi dan menyiksa orang-orang selama hampir sembilan bulan pendudukan Rusia. Kremlin dan Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera menanggapi tuduhan tersebut.
Sementara Moskow menuduh tentara Ukraina melakukan pelanggaran selama konflik. Rusia mengatakan pada pekan lalu, tentara Ukraina telah mengeksekusi lebih dari 10 tawanan perang Rusia, mengutip sebuah video yang beredar di media sosial Rusia.
Kremlin mengatakan pada Senin (21/11/2022) akan mengadili mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Komisaris hak asasi manusia di Ukraina, Dmytro Lubinets, pads Minggu (20/11/2022) menolak tuduhan yang diberikan Rusia.
Baca juga: Polisi Ukraina Temukan 4 Situs di Kherson, Diduga Tempat Penyiksaan Warga Ukraina oleh Rusia
"Dari bagian terpisah dari video insiden yang melibatkan tentara Rusia di wilayah Luhansk dapat disimpulkan bahwa, dengan menggunakan penangkapan bertahap, Rusia melakukan kejahatan perang - mereka menembaki tentara Angkatan Bersenjata Ukraina," tulisnya di Telegram.
"Dalam hal ini, personel militer Rusia tidak dapat dianggap sebagai tawanan perang, tetapi berperang dan melakukan pengkhianatan. Sebaliknya, mereka yang ingin menggunakan perlindungan hukum internasional untuk pembunuhan harus dihukum," sambungnya.