Amerika Serikat Pertimbangkan Memperluas Latihan Militer untuk Pasukan Ukraina
Di bawah program baru, AS akan mulai melatih pasukan Ukraina dalam jumlah yang lebih besar, termasuk bagaimana mengoordinasikan manuver infanteri
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk memperluas pelatihan kepada pasukan Ukraina guna menghadapi serangan bertubi-tubi dari invasi yang dilakukan oleh Rusia.
Sejak Moskow menginvasi Ukraina pada Februari lalu, AS hanya melatih beberapa ribu tentara Ukraina mengenai penggunaan sistem senjata tertentu.
Di bawah program baru, AS akan mulai melatih pasukan Ukraina dalam jumlah yang lebih besar, termasuk bagaimana mengoordinasikan manuver infanteri dengan dukungan artileri.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-281: Uskup Agung Canterbury Kunjungi Kyiv
Adapun pelatihan baru tersebut diklaim akan jauh lebih intens dan komprehensif daripada yang diterima oleh pasukan Ukraina di Polandia atau Inggris.
Jika rencana tersebut disetujui, pelatihan terhadap pasukan Ukraina akan dilakukan di pangkalan Angkatan Darat AS yang berlokasi di Grafenwoehr, Jerman. Pangkalan itu juga merupakan rumah bagi Kelompok Pelatihan Multinasional Bersama-Ukraina.
“Begitu Gedung Putih membuat keputusan untuk melanjutkan, pelatihan pasukan Ukraina dapat dimulai dengan cepat,” kata seorang pejabat, seperti dikuitp dari CNN.
Seperti diketahui, Amerika Serikat tidak sendirian dalam upayanya untuk memberi pelatihan pasukan Ukraina dalam skala besar.
Baca juga: Polandia akan Tagih Pengungsi Ukraina untuk Biaya Tinggal
Pada Juli lalu, Inggris memulai program besar untuk melatih 10.000 tentara Ukraina dalam hitungan bulan.
“Jelas ada persamaannya, tetapi program dari Inggris hanya berfokus pada penyediaan pelatihan dasar bagi prajurit baru dengan sedikit atau tanpa pengalaman tempur,” kata seorang pejabat.
“Program AS akan memberikan tingkat pelatihan yang jauh lebih maju kepada tentara Ukraina tentang cara beroperasi sebagai formasi militer yang kohesif,” imbuhnya.
Beberapa waktu lalu, Pemerintahan Biden telah menolak untuk mengirimkan pesawat tempur ke Ukraina dalam perjuangannya melawan invasi Rusia.
Baca juga: AS Takkan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina, Jerman Juga Menolaknya
Lantas, hal itu menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang kegunaan pelatihan semacam itu.