Wakil Ketua Umum MUI Sampaikan Pidato di Depan Ribuan Tokoh Dunia di Filipina
Marsudi Syuhud menyampaikan pidatonya di depan ribuan tokoh dunia yang mengangkat tema besar "One Family Under God : A Vision for a World of Freedom a
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, FILIPINA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsud Syuhud menghadiri acara Global Peace Conference dan Global Peace Festival yang digelar Global Peace Foundation (GPF) yang bermarkas di Washington DC.
Acara ini diadakan di Hotel Mariot and Widus Hotel Clark, Filipina, Jum'at (2/12/2022).
Marsudi Syuhud menyampaikan pidatonya di depan ribuan tokoh dunia yang mengangkat tema besar "One Family Under God : A Vision for a World of Freedom and Peace".
Tema besar ini diangkat karena perang yang terjadi di negara-negara muslim tahun demi tahun terus bertambah.
"Dari saya kecil sudah menyaksikan Perang melalui TV hitam putih, sampai sekarang belum selesai, bahkan malah tambah, Konflik Rusia Ukraina yang menambah beban ekonomi yang sangat berat di belahan dunia termasuk Indonesia," kata Kiai Marsudi.
Baca juga: Ulama dan Relawan Gelar Shalawat Akbar, Doakan Korban Gempa Cianjur
Kiai Marsudi Syuhud mengajak pada tokoh-tokoh dunia untuk Stop War dan mengajak tokoh-tokoh Agama untuk menjadikan ajaran Agama sebagai problem solving sebagai ungkapannya.
"Religion teaching must be as problem solving of crisis, conflict, and war in any countries, (Ajaran agama harus sebagai pemecahan masalah krisis, konflik, dan perang di negara mana pun)," ujarnya
Dalam pidatonya KH Marsudi mengangkat Indonesia sebagai contoh kongkrit tentang penanganan konflik yang ada di masyarakat Indonesia, dengan beberapa pendekatan.
"Pertama budaya kumpal-kumpul di masyarakat adalah bukti kongkrit yang dapat dirasakan masyarakat untuk memperkecil konflik sosial, baik kumpul-kumpul antar umat seagama atau antar umat beragama, berbeda dengan negara-negara yang tidak memiliki budaya seperti ini cenderung masalah kecil pun mudah menjadi besar karena tidak bisa langsung ditangani," jelas pengasuh Pondok Pesantren Ekonomi Darul Uchwah.
Kedua, dia melanjutkan Indonesia mempunyi organisasi sosial lebih dari 100 organisasi, baik dari organisasi sosial keagamaan atau organisasi sosial konvensional.
Sehingga jika ada konflik, kata dia, organisasi-organisasi inilah yang tampil langsung menanganinya, yang kemudian bersama sama-sama Pemerintah untuk saling bantu membantu.
"Dan ini semua adalah muncul dari semangat ajaran agamanya yang terus mendorong penganutnya untuk hidup rukun, baik rukun antar umat seagama, dan rukun antar umat beragama dan rukun antar umat sebangsa," katanya.
Kiai Marsudi menutup pidatonya dengan doa keselamatan dan pesan perdamaian.
Dia juga meminta untuk jangan berhenti membangun kedamaian sampai kita beristirahat dengan damai.
"Allahumma anta salam, waminka salam, wailaika ya'udussalam, fahayinaa robbana bissalam. Wadkhilna Jannata Darassalam, Don't Stop Building Peace Untill We have a Rest in Peace," ujar Kiai Marsudi.
Selain KH Marsudi Syuhud, acara plenary intermission diisi oleh tokoh-tokoh lain seperti Founder and Chairman Global Peace Foundation, Mr. Dr. Hyun Jin Moon, H,E, Ashok Sajjanhar, Former Indian Ambassador to Sweden, Hon, Il Yoon Kim, President Parliament society of the Republic of Korea, Hon Abu Amri, A Taddik, Minister Bangsa Moro Autonomous Region of Muslim Mindanau, HE, Sara Z Duterte Vice President, HE, Gloria Macapagal Arroyo.