Presiden Macron Melihat ‘Kebencian’ di Mata Putin Terhadap Barat
Presiden Prancis Emmanuel Macron menilai Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki 'kebencian' ke kekuatan barat yang ingin hancurkan Rusia.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Prancis mengutuk operasi militer Moskow di Ukraina, dan mengambil bagian dalam sanksi barat terhadap Rusia.
Prancis juga memasok aneka persenjataan tempur ke Ukraina, termasuk system pertahanan artileri udara dan rudal antitank Milan buatan Prancis.
Macron pekan lalu bersikeras NATO harus menyiapkan jaminan akhir untuk keamanan Rusia pada saat konflik di Ukraina diselesaikan.
Desember lalu, Rusia mengajukan daftar tuntutan keamanan kepada AS dan NATO.
Moskow meminta barat untuk memberlakukan larangan Ukraina memasuki blok militer, sambil bersikeras NATO harus mundur ke perbatasannya pada 1997 sebelum diperluas.
Tuntutan Rusia itu ditolak barat yang dimotori AS dan Inggris.
Emmanuel Macron akhir pekan lalu kepada televisi nasional Prancis mengingatkan soal jaminan akhir untuk keamanan Rusia setelah penyelesaian konflik di Ukraina.
Macron adalah pemimpin kedua negara UE minggu ini yang secara terbuka membahas hubungan masa depan barat dengan Rusia.
Dalam sebuah wawancara dengan jaringan TF1 dan LCI Prancis, Macron menggambarkan pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden minggu ini sebagai "kesuksesan".
Kedua pemimpin telah mulai membahas seperti apa "perdamaian" setelah konflik di Ukraina nantinya.
Macron mengatakan NATO kemungkinan akan menjadi “salah satu subjek perdamaian.”
Dia terjebak dengan mantra aliansi bahwa Ukraina sendiri yang akan memutuskan kapan akan bernegosiasi dengan Rusia, dan berjanji melakukan yang maksimal untuk mendukung Kiev.
Ukraina tiba-tiba menarik diri dari pembicaraan dengan Rusia pada April sesudah seri perundingan di Istanbul, Turki.
Presiden Ukraina Volodymir Zelensky sejak itu melarang negosiasi dengan Putin dan menyatakan niatnya untuk merebut wilayah Krimea Rusia.